15 May 2024
HomeBeritaTolak PT. TMS, Warga Nyalakan 1000 Lilin dan Doa Bersama

Tolak PT. TMS, Warga Nyalakan 1000 Lilin dan Doa Bersama

Tagulandang, Sangihe-Doa syukur bersama dan pemasangan 1000 di Aula Gereja Imanuel,
Kelling Balehumara,Tagulandang, Selasa, 28 Juni dilakukan Jemaat Imanuel Kelling bersama
komunitas rukun Sangihe “Mang Sunaung” di Tagulandang.

Menurut inisiator Save Sangihe Island ( SSI ), Jull Takaliuang yang hadir ditengah tengah
masyarakat dalam acara doa syukur dan pemasangan 1000 lilin serta menonton bareng film
dokumenter SANGIHE MELAWAN itu, masyarakat sangat antusias untuk bersama berjuang SSI
melawan PT.Tambang Mas Sangihe (PT.TMS)
Menurutnya, meski berbeda pulau (daratan), masyarakat Mandolokang atau Pulau
Tagulandang Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, merasa sepenangunggan dengan
masyarakat Sangihe yang sampai hari ini masih terus berjuang menolak hadirnya PT. Tambang
Mas Sangihe (TMS) karena berpotensi menghancurkan ekosistem dan ruang hidup di pulau kecil ini.

Wujud kebersamaan dalam perjuangan dengan Save Sangihe Island telah dikumandangkan
sejak bulan Oktober 2021 lalu di gereja GMIST Imanuel Kelling – Balehumara Tagulandang.
Dengan penuh kesadaran sebagai saudara dekat dengan masyarakat di pulau Sangihe, Jemaat
GMIST Imanuel – Kelling Balehumara terpanggil dalam perjuangan bersama SSI.

Gerakan perjuangan penyelamatan lingkungan dan kemanusiaan ini, dimotori oleh seorang
Pendeta perempuan, Pdt. Adel Marasut S.Th, M.Si .
Jemaat GMIST Imanuel -Kelling, bahkan jemaat-jemaat GMIST lain di resort Tagulandang
mendukung perjuangan SSI baik melalui pengumpulan persembahan secara sukarela dan
pembelian t’shirt SSI.

“Yang lebih mencengangkan bagi tiap yang melewati halaman gereja-gereja GMIST di
Tagulandang sampai Biaro, terpasang spanduk penolakan tegas terhadap beroperasinya
PT.TMS,” ujar Jull Takaliuang.

Pemasangan  spanduk penolakan tegas terhadap kehadiran PT.TMS, merupakan tindak lanjut
penolakan GMIST sebagai lembaga gereja terbesar di Sangihe.

Sebelum doa bersama dan pemasangan 1000 lilin,acara didahului dengan nonton bareng film
“SANGIHE MELAWAN” yang dihadiri oleh ratusan orang jemaat dan masyarakat sekitar Balehumara.

Doa bersama dan penyalaan lilin untuk menolak tambang mas di Pulau Sangihe.(ist)

Jemaat sangat antusias menyaksikan film dokumenter itu dan mereka menyanyikan lagu
‘Sangihe Melawan’ yang diciptakan oleh Alfred Pontolondo, salah satu pentolan SSI.

Pdt. Adeleide Marasut,S.Th, M.Si., yang juga adalah Ketua Peruati Sangihe sangat bersemangat memimpin jemaat dan masyarakat menyanyikan lagu tersebut.

Ia mengatakan bahwa keterpanggilan jemaat di Tagulandang merupakan wujud kebersamaan
dan persaudaraan dalam perjuangan menolak PT.TMS.

Ia sendiri kagum akan ketulusan dan keikhlasan jemaat untuk menopang doa dan dana bagi
perjuangan SSI di tengah kekurangan dan kelebihan jemaat. “ Sang Pencipta bekerja secara
ajaib di sini,” ujar Adel Marasut.

Usai menonton film “Sangihe Melawan”, Elbi Piter dari Bowone diberi kesempatan menyampaikan isi hati dan spirit perjuangannya bersama SSI membebaskan Sangihe dari ancaman PT. TMS selama ini.

Elbi Piter mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Jemaat Imanuel – Kelling dan jemaat-jemaat GMIST bersama para Pendeta yang konsisten dengan tulus mensuport perjuangan SSI selama ini.

“Semangat kebersamaan ini diharapkan menjadi panutan yang diharapkan bisa diteladani oleh jemaat-jemaat lain di daratan pulau Sangihe,” tuturnya.

Elbi juga mengisahkan pengalaman sedihnya pada saat mengadang alat bor TMS di pelabuhan Pananaru-Sangihe. Ia harus melewatkan Malam Natal 24 Desember 2021 yang khusuk di dalam gereja dengan berdiri di depan pelabuhan untuk mengusir alat bor PT.TMS agar segera diangkut lagi keluar dari pulau Sangihe.

Sementara, Jan Takasihaeng, Koordinator SSI yang hadir di acara tersebut sangat bangga dan terharu atas dukungan Jemaat-jemaat di Tagulandang.

“Sedangkan bapak/Ibu saudara di pulau Tagulandang, terbeban dan maju berjuang bersama menyelamatkan Sangihe, maka bagi kami
SSI sebagai penghuni pulau Sangihe yang lahir besar di sana, keselamatan Sangihe harga mati!
TMS harus keluar dari Sangihe,” tegas Jan Takasihaeng.

“ Dan kami siap untuk berkorban nyawa sekalipun untuk ruang hidup kami,” tambahnya.

Setelah selesai mendengarkan penyampaian dari SSI, 6 orang Pendeta perempuan memimpin doa secara berantai yakni Pdt. Indri M. Salindeho, M.Teol, Pdt. Feiby P.Makakombo, S .Th, Pdt. Adeleide Marasut,S,Th., M.Si., Pdt. Yuanita G.Bawoleh,S.Teol, Pdt. Aristha Horman, S.Th., dan Pdt. Netty Topuh, S.Th.

Didaulat untuk menutup acara, Jull Takaliuang (Inisiator SSI) tak mampu menahan air mata
haru, menghaturkan terima kasih tak terhingga.

“Dari Jemaat Imanuel Kelling – Balehumara Tagulandang terus mengalir kekuatan doa dan
dukungan yang makin menumbuhkan kekuatan bagi SSI untuk mencapai tujuan yakni perginya
TMS dari pulau Sangihe untuk selama-lamanya”, ujar Jull.

Tidak Banding

Sementara itu, Berita kemenangan gugatan terhadap Izin Lingkungan PT.TMS oleh 56 orang
perempuan dari Bowone dan Binebase Sangihe, menjadi pemacu semangat mereka untuk
terus berikhtiar dan perjuangan bersama SSI.

Bahkan, ketika mendapatkan informasi resmi dan
akurat bahwa Pihak tergugat Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai tergugat I yang diwakili oleh Biro Hukum
Kantor Gubernur Provinsi Sulut tidak menyatakan banding ke Peradilan Tinggi TUN (Tata Usaha
Negara) – Makasar. (edl )

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU