SHNet, Jakarta – Gagasan moderasi beragama melalui literasi sastra di pesantren, dilontarkan oleh Prof. Dr. H. Abdul Wachid BS, M.Hum., dalam acara pengukuhan Guru Besar Universitas Islam Negeri Prof. KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto (22 /08/2023).
Dalam pidatonya, Prof. Achid betapa pentingnya literasi sastra dalam membentuk moderasi beragama melalui pembelajaran sastra bagi para santri di pesantren.
Hal ini menjadi sangat penting mengingat bangsa dan negara Indonesia yang sangat plural. Apalagi dengan isu-isu SARA yang seringkali sangat provokatif.
“Praktik moderasi beragama melalui literasi sastra untuk para santri sebenarnya sudah mengakar kuat. Karena tradisi membaca kitab di pesantren secara bandongan dan sorogan,” ungkap Prof. Achid.
Ia yang sejak muda sudah terjun di dunia sastra, memiliki pandangan bahwa literasi sastra sangat penting diajarkan di pesantren.
“Pesantren adalah institusi pendidikan yang paling kuat akar sosio kulturalnya. Sekaligus memiliki landasan sastra paling kuat di antara lembaga pendidikan lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan sastra memiliki kesamaan dengan tasawuf di pesantren. Sastra dan tasawuf inilah yang melembutkan hati, pikiran, dan perilaku para santri sebagai pemimpin masa depan bangsa. Ini pula yang menjadi dasar sikap keberagamaan yang moderat.
Sementara itu, Rektor UIN Saizu, Prof. Dr. Roqib, M.Ag menyampaikan, dengan pengukuhan Guru Besar ini, UIN Saizu akan semakin mampu memberikan kontribusi yang besar dari hasil penelitian untuk dunia pendidikan.
“Selamat Prof. Dr. H. Abdul Wachid BS, M.Hum. Dengan pengukuhan Guru Besar ini semoga ilmu yang sudah didalami bisa semakin dikembangkan lagi, dan diajarkan pada seluruh sivitas akademika di Indonesia” ujarnya. (Di sebuah)