SHNet, JAKARTA – NoLimit Indonesia luncurkan indepth article tentang Analisis Perbincangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Media Sosial dengan periode penarikan data tanggal 15 Mei sampai dengan 13 Juni 2022.
Meskipun pemilihan presiden masih dua tahun lagi, antusiasme masyarakat mulai terlihat dalam percakapan di berbagai platform media sosial. Beragam opini publik beredar, dimulai dari penilaian warganet terhadap bakal calon presiden sampai dengan isu fenomena golongan putih (Golput) di Indonesia.
“Bagaimana perkembangan pemilihan presiden cukup penting untuk kita ketahui karena akan melibatkan kita sebagai pemilih pada tahun 2024 mendatang. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang big data khususnya dalam monitoring dan analisis di media sosial, NoLimit mencoba untuk merekap bagaimana perbincangan terkait Pilpres 2024 tersebut. Banyak insight menarik yang didapatkan dalam report analisis ini sehingga kita tetap bisa up-to-date dengan isu terkini di dunia digital,” kata Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit dalam acara bertajuk NoLimit Indsight yang digelar via platform Zoom, Kamis (30/6/2022).
Analisis berbentuk laporan yang dibuat oleh NoLimit menggunakan data dari berbagai platform media sosial yaitu Instagram, Twitter, Facebook dan Youtube yang ditarik dan diolah menggunakan NoLimit Dashboard.
Data didapatkan melalui pencarian beberapa objek di media sosial, yakni melalui seluruh akun media sosial yang masuk radar sebagai bakal calon presiden, kata kunci bakal calon presiden, kata kunci “Pilpres” dan kata kunci “Pemilihan Presiden”.
Dari data yang dikumpulkan, topik terkait Pilpres didominasi oleh perbincangan mengenai musibah yang dialami oleh putra Ridwan Kamil yang hilang di Sungai Aare dengan jumlah 402.740 percakapan.
Topik selanjutnya yang ramai diperbincangkan adalah soal Formula E yang disangkutpautkan dengan tiga Bacapres, yaitu Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir.
“28.309 perbincangan terkait apresiasi kepada Anies Baswedan yang dinilai berhasil menyelenggarakan ajang Formula E, 23.552 perbincangan dan diskusi tentang keterlibatan Sandiaga Uno terhadap Formula E, dan 17.729 perbincangan terkait Erick Thohir tentang keterlibatan BUMN yang dipertanyakan terhadap Formula E,” kata Aqsath.
Secara keseluruhan, jika dibuat presentase maka perbincangan Ridwan Kamil di media sosial mencapai 32%, di posisi kedua adalah Anies Baswedan 22%, kemudian Erick Thohir 18%, Ganjar Pranowo 9%, Puan Maharani 8%, Sandiaga Uno 5%, Prabowo Subianto 4%, terakhir Agus Harimurti Yudhoyono dan Airlangga Hartarto yang angkanya di bawah 2%.
“Dari sisi tone percakapan, semua Bacapres memiliki sentimen positif yang lebih besar dibandingkan sentimen negatifnya. Ridwan Kamil mendapatkan sentimen positif terbanyak pada periode kali ini. Sementara percakapan terkait Anies Baswedan didominasi oleh tone netral,” kata Aqsath.
Yang juga menjadi perhatian warganet adalah kriteria presiden ideal. Pada analisis perbincangan media sosial kali ini, NoLimit mengidentifikasi kriteria pemimpin yang disukai oleh warganet di Indonesia.
Kriteria pertama yang mendominasi adalah sifat pemimpin yang Peduli dengan presentase sebanyak 48%, pada posisi kedua terdapat sifat Bertanggung Jawab dengan presentase 29%, di posisi ketiga terdapat sifat Humoris dengan presentase 9%, selanjutnya sifat sabar dan tegas yang masing-masing 7%.
“Adapun Bacapres yang dinilai warganet punya sifat bertanggung jawab adalah Ridwan Kamil; yang punya sifat peduli adalah Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anies Baswedan; yang punya sifat Humoris adalah Ridwan Kamil dan Erick Thohir; yang punya sifat tegas adalah Erick Thohir, Anies Baswedan; dan yang punya sifat sabar adalah Ridwan Kamil dan Airlangga Hartarto,” tuturnya.
Topik lain yang juga banyak dibicarakan adalah Golput. Sejumlah alasan warganet akan memilih golput adalah karena politik sering disangkutpautkan dengan agama. Alasan ini dipakai oleh 65% warganet.
Sementara 19% warganet yang akan golput karena tidak ada pilihan calon yang menarik perhatian. Adapun sisanya, yaitu 13% warganet akan golput apabila calon yang didukungnya tidak naik pada gelaran Pilpres 2024. (Nonnie Rering)