19 April 2025
HomeBeritaBerbeda dengan PMII, PBNU dan IPNU Ajak Masyarakat Hati Hati dan Hindari...

Berbeda dengan PMII, PBNU dan IPNU Ajak Masyarakat Hati Hati dan Hindari Fitnah Boikot Produk

SHNet, Jakarta-Seruan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang mengajak aksi boikot terhadap 25 merek global yang dinilai memiliki afiliasi dengan Israel bertentangan dengan sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Alissa Wahid, mengatakan banyak masyarakat yang tidak paham kenapa mereka harus melakukan boikot terhadap produk-produk yang disebut-sebut terafiliasi dengan Israel. Karenanya, dia mengingatkan masyarakat agar jangan cepat terpengaruh oleh isu-isu boikot yang mungkin saja hanya berupa fitnah dari pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkan produk pesaingnya.

“Setiap orang punya hak kalau mereka mau melakukan boikot. Buat saya oke-oke saja, asal mereka sadar betul bahwa mereka itu tau apa yang diperjuangkan,” ujarnya.

Dia menegaskan, kalau mau boikot seharusnya orang itu harus sadar apa yang mau diboikot itu dan informasinya juga harus lengkap. “Jadi, jangan sampai terkena fitnah, jangan sampai terkena rumor-rumor yang dengan sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan untuk menjatuhkan pesaing usahanya. Dan ternyata itu tidak berdasarkan bukti-bukti yang akurat,” ucapnya.

Karenanya, dia meminta masyarakat agar betul-betul paham apa yang diboikot dan memiliki bukti yang akurat. Dia mengamati banyak masyarakat yang masih ikut-ikutan begitu saja untuk melakukan boikot tanpa memiliki bukti yang lengkap. “Untuk melakukan boikot butuh benar-benar pemahaman untuk apa itu boikotnya dan apakah informasinya lengkap,” katanya.

Dia mencontohkan Danone-AQUA yang diberitakan terafiliasi Israel. “Mereka kan sudah pernah klarifikasi bahwa mereka tidak ada afiliasi. Jadi, saya kira berita-berita itu cuma tuduhan saja. Makanya penting untuk paham kalau boikot, itu sebenarnya tujuannya untuk apa,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua PBNU lainnya, KH Ahmad Fahrurrozi. Dia mengatakan ketimbang melakukan aksi boikot terhadap produk-produk sekutu Israel yang justru akan merugikan masyarakat Indonesia sendiri, lebih baik mendonasikan bantuan kemanusiaan dan melakukan diplomasi internasional di PBB. “Memberikan donasi bantuan kemanusiaan ke Palestina itu yang paling penting untuk kita lakukan, termasuk juga diplomasi internasional di PBB,” ucapnya.

Menurut Gus Fahrur, semua masyarakat Indnesia bisa mendukung penghentian serangan Israel ke Palestina dengan melakukan sesuai kemampuan, minimal dengan doa, ketimbang melakukan hal-hal yang justru merugikan masyarakat sendiri seperti aksi boikot. “PBNU secara khusus sudah memerintahkan kepada warganya untuk berdoa qunut nazilah,” tuturnya.

Dia berharap agar tidak ada pihak manapun yang justru memanfaatkan konflik Israel-Palestina ini untuk mengadudomba masyarakat. “Ya, jangan sampai ada kerusuhan di negara kita tercinta. Lakukan cara terbaik untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Tidak boleh ada yang mengail di air keruh, memanfaatkan suasana untuk membikin keributan apalagi terorisme. Kita dukung kemerdekaan Palestina dengan cara yang lebih baik,” katanya.
Katua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Muhammad Agil Nuruz Zaman, juga berpendapat serupa. Dia mengatakan masyarakat tidak boleh seenaknya menuduh sebuah perusahaan itu terafiliasi dengan Israel tanpa bukti yang kuat. Dia mencontohkan seperti halnya AQUA yang telah banyak berjasa untuk negara dan masyarakat Indonesia dan sangat berperan aktif dalam menyejahterahkan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Karenanya, kami percaya Danone Indonesia tidak memiliki sifat seperti yang dituduhkan sebaian pihak kepada mereka,” ujarnya.

Dia menyampaikan boikot harus dilakukan dengan niat yang baik seperti untuk menjaga kemurnian agama atau mendukung ekonomi umat. Selain itu, lanjutnya, boikot juga harus dilakukan dengan alasan yang jelas dan tidak berdasarkan emosi atau kepentingan pribadi. Boikot juga tidak boleh menimbulkan kemudharatan atau kerugian bagi pihak lain seperti pekerja atau masyarakat yang tidak terkait dengan isu yang diboikot. “Karenanya, saya bersama tim di Pimpinan Pusat IPNU terus berjuang untuk memberikan pemahaman bahwa isu-isu seperti ini harus kita counter dengan arif dan bijaksana,” ucapnya.

Baru-baru ini Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyerukan aksi boikot terhadap 25 merek global yang dinilai memiliki afiliasi dengan Israel. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PMII, M. Irkham Tamrin mengatakan boikot ini bukan sekadar aksi simbolis, melainkan langkah konkret untuk memberikan tekanan ekonomi kepada perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan Israel. (cls)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU