9 July 2025
HomeBeritaKesraBergerak Bersama untuk Literasi Indonesia

Bergerak Bersama untuk Literasi Indonesia

SHNet, Jakarta– Dunia perbukuan saat ini tengah bergeliat. Indikatornya, penerbit dan Gramedia bisa bertumbuh.

“Saatnya bergerak bersama untuk literasi Indonesia. Literasi bukan hanya buku cetak, tetapi banyak hal kreatif untuk meningkatkan SDM Indonesia,” ujar General Manager Elex Media Komputindo Wahyu Raharjo pada Forum Konsultasi Publik Layanan ISBN, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/06/2025).

Perlu diketahui, ISBN (International Standard Book Number) adalah nomor identifikasi unik yang diberikan untuk setiap edisi dan format dari sebuah buku (kecuali cetakan ulang yang identik). Digunakan secara global untuk mengidentifikasi buku secara resmi. Contoh: 978-602-03-1234-5

Fungsi ISBN adalah memudahkan pelacakan dan distribusi buku.

Digunakan oleh toko buku, perpustakaan, penerbit, distributor.

ISBN wajib dimiliki jika ingin menerbitkan buku secara legal dan profesional.

Di Indonesia, ISBN dikeluarkan oleh:> Perpustakaan Nasional RI melalui website: isbn.perpusnas.go.id

Menurut Wahyu, ISBN jelas meningkatkan jumlah buku. “ISBN bisa jadi filter atas kualitas buku,” ungkapnya.

Sekarang ini semakin banyak Influencer buku lewat TikTok dan Instagram. Ini artinya, buku dapat tempat bagi beberapa orang sebagai lifestyle.

Meski demikian, ada beberapa tantangan di dalam ekosistem perbukuan, diantaranya, masalah royalti yang masih menjadi PR bagi para penulis. Kedua, biaya produksi. “Bagaimana pemerintah bisa memberikan subsidi kertas karena biaya kertas tinggi,” kata Wahyu. Ketiga, distribusi buku yang belum merata dan buku bajakan.

Gramedia telah melakukan beberapa hal seperti buka ruang untuk buku, contohnya Semesta Buku tahun 2022.

Makarya di Gramedia Matraman, tempat kumpulnya orang-orang yang suka baca buku.

“Pada 4 April lalu, kami launching Gramedia Jalma di Melawai. Kami coba buka ruang-ruang yang hangat bagi pembaca buku, tempat nongkrong dan kerja. Sehari orang yang berkunjung ke Gramedia Jalma ada 3000 orang,” papar Wahyu.

Sementara itu Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan, Perpusnas, Supriyanto mengatakan, pengawasan ISBN masih menjadi pekerjaan rumah (PR), karena buku- buku yangsudah diberi ISBN belum dilaporkan. Tahun ini Perpusnas sedang menyusun buku konversi dari karya tulis ilmiah ke buku. (Stevani Elisabeth)

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU