19 April 2024
HomeBeritaBupati Tambrauw Gabriel Asem, Sang Penjaga Hutan Adat

Bupati Tambrauw Gabriel Asem, Sang Penjaga Hutan Adat

JAKARTA – Belum satu bulan, Gabriel Asem melepas jabatannya sebagai Bupati Tambrauw, Papua Barat pada Mei 2022 yang lalu. Ia dua kali memimpin Tambrauw (2012 – 2017 dan 2017 – 2022). Ia dielu-elukan oleh masyarakat Tambrauw atas prestasinya sebagai perintis pengembangan Tambrauw yang berwawasan lingkungan.

Prestasi paling mengemuka pada eranya adalah membangun infrastruktur Kabupaten Tambrauw dari nol. Ia berhsil memindahkan ibukota Tambrauw dari kota ke hutan belantara. Tidak hanya itu prestasi Gabriel Asem.

Ia juga adalah sosok yang berani mengatakan “tidak” untuk investor tambang emas dan kelapa sawit yang terus menerus mengganggunya untuk mengeksploitasi Tambrauw habis-habisan.

Namun atas cintanya pada hutan Tambrauw ia hanya membolehkan investor yang berupaya menghijauhkan Tambrauw lewat program pelestarian lingkungan hidup. Itulah Gabriel Asem, putra asli Tambrauw yang 10 tahun lalu maju sebagai bupati dengan tujuan menjadikan hutan di Tambrauw sebagai “ibu” dari kehidupan semua makluk hidup. Karena itu ia menolak siapun yang berniat merusakkan hutan Tambrauw.

“Saya bangun Kabupaten Tambrauw dari nol” tutur Gabriel Asem dalam sebuah wawancara di channel Youtube La Tofi Podcast baru-baru ini. Ia mengatakan, pada waktu dilantik, kantor bupati masih di sorong.

“Tapi hari pertama jadi Bupati, saya perintahkan semua aparat segera pindah ke ibukota baru di pedalaman di hutan, di Fat . Belum ada jalan darat sama sekali untuk akses masuk ke Tambrauw. Semua hanya bisa ditempuh lewat laut saja dengan menggunakan perahu motor sekitar 3 jam perjalanan jauhnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tidak ada bangunan rumah di sana. Masih kosong. Hanya ada sebuah gedung sekolah SD Negeri. Gedung itu juga kosong. Itulah kantor Bupati Tambrauw perama” tutur Gabriel yang biasa disapa Geby ini.

Ia menjelaskan waktu pertama di tiba di Fat, air tidak ada. Jalan masih tanah, WC tidak ada, bila buang air besar langsung di sungai. Mandi di sungai beramai-ramai.

Seratus hari pertama jadi bupati programnya adalah bangun fasilitas umum, seperti MCK, supaya penduduk bisa buang air besar dengan nyaman. Mulai bangun infrastruktur (utamanya jalan) untuk kepentingan masyarakat, pendidilkan, kesehatan yakni Puskesman dan lain-lain. Sekalipun semuanya dalam kondisi bangunan darurat.

Setelah itu baru ia bangun perkantoran kabupaten di Ibukota yang baru dengan sarana perkantoran yang memadai dan sudah jauh lebih lengkap. Ia juga menbangun jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Kabupaten agar masyarakat bisa menikmati kemajuan teknologi sebagaimana kabupaten-kabupaten yang lain.

Lima tahun pertama ia tenggelam dalam kerja keras membangun seluruh infrastruktur Kabupaten Tambrauw. Lima tahun berikutnya ia lanjutkan dengan berbagai program hingga akhirnya semua bisa terlihat serba ada seperti sekarang ini. Tentu masih butuh pembangunan infrastruktur tambahan untuk menunjang berbagai keperluan pembangunan lainnya sebut Gaby.

Beberapa prestasi yang mengemuka karya tangan Gaby yang lainnya adalah Kabupaten Tambrauw mencatatkan diri sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang mengadakan kontrak jual-beli daya listrik dari energi terbarukan dengan PLN. Ini adalah prestasi besar untuk Tambrauw. Luar biasa.

Prestasi lainnya adalah kawasan Tambrauw ditetapkan menjadi kawasan konservasi karena memiliki keunikan biofisik di kawasan Abun yang mana disitu terdapat penyu terbaik di dunia (penyu belimbing) dengan populasi terbesar di dunia hingga di lautan pasifik.

Atas prestasinya ini Tambrauw di kenal di kalangan internasional sebagai kawasan penyanggah oksigen dunia dan menjadi “rumah besar” bagi 716 jenis burung khas yang ada dan tersisa di dunia.
Maka sebelum ia meninggalkan jabatannya sebagai Bupati Tambrauw Gaby hanya berpesan, “terpilih menjadi pemimpin itu tidak sekadar membangun wilayah begitu saja, harus mampu menjaga dan merawat alam sekitarnya termasuk membangun manusianya. Apalagi lebih dari 70 persen kawasan Tambrauw sudah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dan hutan lindung dengan beraneka ragam sumber hayati.

Ketika ditanya Owner channel Youtube, La Tofi Podcast , mengapa ia tegas menolak investor tambang dan kelapa sawit, Gaby menjelaskan bahwa di Papua orang tidak bisa hidup tanpa hutan. Adat orang Papua khusunya di Tambrauw seperti itu.

“Waktu kecil saya hidup di hutan. Kami berburu di lembah Kebar. Asik sekali sampai lupa sekolah. Orang tua panggil polisi tangkap saya di hutan,” katanya. Pengalaman di hutan itulah mengajarkan Gaby bahwa menjaga hutan itu korelasinya besar sekali dengan adat. Sebab adat, bumi, tanah dan hutan adalah ibu, sebagai sumber kehidupan. Tambrauw memang mensakralkan hutan. Ada investor tambang sudah masuk, tapi saya tidak beri izin mereka, karena menurut saya tambang emas itu untuk siapa, selama ini tambang hanya jadi sumber konflik, masyarakat yang polos, murni jadi rusak” jelas Gaby.

Bangun Perikanan
Di Tambrauw hanya diizinkan pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, dan pengembangan pariwisata alam. Mimpi Gaby untuk Tambrauw adalah pertanian yang ramah lingkungan. Karena itu ia mengizinkan pembukaan ladang jagung besar-besaran, lalu perternakan sapi, domba, dan lain-lain dan juga perikanan.

Di akhir masa jabatannya ia mengembangkan sektor perikanan yang mana sektor ini akan dijadikan tulang punggung ekonomi Kabupaten Tambrauw di masa yang akan datang. Karena itu ia meminta Kementerian, dan juga mitra-mitra perikangan untuk turut serta membantu dalam upaya pengembangkan perikanan ini dengan membangun sejumlah cool-storage dan pabrik es di Tambrauw. Kiranya ini menjadi cikal bakal kekuatan ekonomi Tambrauw di masa yang akan datang.

Selain itu juga ingin pengembangan pariwisata alam. Ada destinasi wisata, ada spot-spot pengamatan burung cendrawasi. Di sana ada beberapa jenis burung. Ada burung surga karena indahnya, ada burung mambruk, ada kakatua, nuri berbagai jenis, ada kanguru dengan beberapa spesies yang lebih kecil tidak seperti di Australia. Ada jenis kanguru pohon, dan lain-lain. Inilah menjadi kekuatan pariwisata Tambrauw.

Di akhir masa jabatannya ia menerbiaktan sebuah buku biografi tentang dirinya. Buku itu berjudul : “Penjaga Kovservasi dari Papua Barat”. Buku tersebut ditulis oleh penulis bernama Ayu Arman dan sudah dilaunching baru-baru ini di Sorong Papua Barat.

Waktu ditanya La Tofi Podcast apakah Gaby siap bila ada yang mengusungnya menjadi Gubernur di Papua Barat, Gaby tampak tidak merespon pertanyaan itu. Pria bertubuh hitam tegap ini seperti tidak berambisi untuk jabatan itu.

“Saya tidak punya ambisi untuk itu. Belum terlintas dalam pikiran untuk itu. Namun apabila kelak Tuhan menghendaki, mungkin itu jadi lain,” tutur Gaby. (dd)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU