SHNet, Jakarta-Sejumlah mahasiswa dari Program Studi D4 Produksi Media, Institut Media Digital Emtek (IMDE) mendapat pengalaman berharga dalam kuliah umum bertema “Tips dan Trik Wawancara Tokoh” yang menghadirkan Sudrajat, Produser Eksekutif dan Host Program Blak-blakan dari Detik.com, sebagai narasumber. Acara diadakan di Auditorium Kampus IMDE, Kompleks Emtek City, Jakarta, Senin (25/11/2024)
Kuliah umum dibuka oleh Suradi, dosen pengampu mata kuliah, Teknik Reportase dan Wawancara, yang berharap mahasiswa dapat aktif dalam diskusi interaktif. Selain itu, Teguh Setiawan, Kepala Prodi D4 Produksi Media, turut menyampaikan apresiasi kepada Sudrajat yang telah berkenan hadir untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa semua dan berpesan kepada mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali wawasan dalam ranah dunia profesional.
Sudrajat memulai materinya dengan membagikan cerita perjalanan kariernya. Meski berlatar belakang Public Relations dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Ia menjadi wartawan karena berbaur dengan teman-teman jurnalistik. Meski awalnya tak berniat masuk dunia media, ia justru menemukan kecintaannya terhadap jurnalistik setelah bergabung dengan Detik.com, yang saat itu tengah berkembang pesat. Pengalamannya menunjukkan bahwa fleksibilitas dalam menekuni bidang baru dapat membuka peluang yang tak terduga.
Menurutnya, kunci sukses dalam wawancara adalah riset mendalam mengenai narasumber dan isu yang diangkat. Tidak hanya mengandalkan informasi dari internet, tetapi juga mencoba menggali fakta dari lingkaran terdekat narasumber. Ia juga berbagi kisah menarik tentang wawancara eksklusifnya dengan Syekh Ali Jaber yang awalnya ditolak, namun akhirnya berhasil berkat pendekatan yang tulus. Dari pengalaman tersebut menunjukan bahwa pendekatan yang tulus dan empati seringkali membuka jalan yang lebih luas, bahkan ketika tantangan atau penolakan awal muncul dari narasumber.
Selain itu, Sudrajat juga memberikan sejumlah panduan untuk sukses dalam wawancara. Ia menekankan pentingnya persiapan diri, seperti istirahat yang cukup dan menjaga fisik agar tetap prima sebelum wawancara. Membina hubungan baik dengan narasumber menjadi hal krusial, termasuk menciptakan suasana santai melalui obrolan ringan sebelum sesi dimulai. Ia juga menekankan bahwa sikap profesional sangat penting, mulai dari menjaga sopan santun hingga penampilan yang sesuai dengan konteks wawancara. Dalam wawancara, bahasa tubuh positif seperti kontak mata, senyuman, dan anggukan kepala dapat membuat narasumber merasa dihargai dan lebih terbuka.
Sudrajat juga menyoroti tantangan yang sering dihadapi dalam wawancara, seperti perubahan jadwal, pertanyaan yang dicoret, atau mood narasumber yang sulit ditebak. Ia mengingatkan mahasiswa untuk selalu siap menghadapi kondisi terburuk dengan sikap tenang dan fleksibel. Baginya, empati dan komitmen untuk menjaga kepercayaan narasumber adalah kunci dalam membangun relasi yang baik.
Tanya Jawab Interaktif
Sesi kuliah umum ini juga disertai dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Salah satu pertanyaan yang menarik perhatian adalah tentang cerita wawancara Sudrajat dengan mantan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. Ia berbagi pengalaman yang cukup menarik mengenai bagaimana ia ketika situasi wawancara berlangsung dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kritis terkait isu hukum.
Mahasiswa juga menanyakan bagaimana cara mengatasi rasa gugup saat wawancara. Sudrajat menjawab dengan mengutip pengalaman Najwa Shihab, yang mengakui bahwa bahkan sampai sekarang ia masih merasa gugup sebelum wawancara.
“Yang perlu kita lakukan adalah melakukan persiapan matang melalui riset mendalam menjadi kunci utama agar kita bisa merasa lebih percaya diri dan setidaknya tahu gambaran jawaban sementaranya,” ujar Sudrajat.
Dalam pesan penutupnya, Sudrajat menginspirasi mahasiswa untuk terus menumbuhkan passion dalam profesi yang digeluti. Ia mendorong mereka untuk melihat setiap peluang sebagai langkah berharga menuju masa depan. Kuliah umum ini memberikan wawasan berharga tentang teknik wawancara, sekaligus memotivasi mahasiswa untuk berkarir di dunia media dengan profesionalisme dan dedikasi tinggi. (Sur/Jihan)