SHNet, Bengkulu- Tepat 1 tahun yang lalu, kami melakukan perjalanan darat ribuan kilometer ke Barat dari bumi tanah leluhur kami di Blitar, Bumi Bung Karno, Jawa Timur menuju bumi Swarnadwipa…Sumatera.
Kami mencari saudara kami yang merantau di tahun 1920- an . Kala itu, mereka dibawa oleh perusahaan kolonial Belanda untuk menjadi tenaga kerja di perkebunan kopi, Bengkulu. Setelah lebih dari 1 abad, banyak cerita dan mulai terdengar keberadaan saudara kami ini.
Dengan tekad bulat dalam misi perjalanan, pengabdian dan petualangan kami mengadakan EKSPEDISI BUMI RAFFLESIA 2020 untuk menjelajah tanah Sumatera. Dan akhirnya, 1 November 2020, kami dipertemukan dengan saudara-saudara kami di Desa Belitar Seberang, Kecamatan.Sindang Keling, Kabupaten Rajang Lebong, Bengkulu. Sebuah desa di gugusan pegunungan bukit Barisan di Lereng Gunung Kaba Curup.
Desa yang indah yang masih memegang tradisi leluhur Mblitaran khas Jawa Timuran yang ramah dan demulur.
Akhirnya, kami memutuskan untuk berbuat sesuatu untuk tanah wong asli Blitar yang ada di seberang ini. Munculah ide dan kebulatan tekad untuk menjadikan Desa Belitar Seberang di Provinsi Bengkulu ini menjadi desa wisata yang memanfaatkan potensi kesejarahan yang kuat akan sosok Bung Karno, sang Proklamator yang juga keturunan wong Blitar sebagai sosok icon desa ini.
Bukan tanpa alasan yang jelas, semasa pengasingan Bung Karno di Bengkulu, beliau sering ke desa ini untuk melepas rindu serta bergerilnya untuk tetap mengobarkan semangat perjuangan. Pun, semasa beliau menjabat jadi Presiden RI, beliau juga pernah satu kali berkunjung ke desa ini.
Dalam perkembanganya, selama 1 tahun ini.warga bersama Pemdes Belitar Sebrang membangun desanya dengan spirit TRI SAKTI sebagai warisan dari Bung Karno.

Kini, Desa Belitar Seberang setelah berproses bersama dengan Asidewi dan jejaring lainya sudah menjadi desa wisata yang berkembang dan menjadi icon pariwisata berbasis masyarakat yang sangat diminati oleh wisatawan dan menjadi kebanggaan Propinsi Bengkulu.
Demikian catatan perjalanan yang ditulis oleh Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Andi Yuwono saat dirinya dan tim Asidewi melakukan Ekspedisi Bumi Raflflesia 2020.
Kepada SHNet, Andi mengatakan, dalam Ekspedisi Bumi Rafflesia 2020, Asidewi menemukan serpihan surga di Bengkulu.
“Kami menemukan desa ini tepat 1 tahun saat Asidewi mengadakan Ekspedisi Bumi Rafflesia# 1 sekitar bulan Oktober – November 2020. Kini Desa Belitar Seberang sudah menjelma menjadi desa wisata yang maju dan mampu menunjukan eksistensinya dengan banyaknya tamu yang berkunjung,” ujar Andi.
Sementara itu, Kepala Desa Belitar Seberang Kasianto mengatakan, “Asidewi datang ke desa kami membawa ide dan harapan besar bagi warga desa dan mereka melakukan pelatihan serta pendampingan agar kami yang awalnya buta dengan pariwisata kini semua warga sudah bisa menjadi tuan rumah yang baik”.
Ia berharap agar pemerintah segera membangun akses jalan masuk menuju air terjun Tri Sakti melalui Desa Belitar Seberang. (Stevani Elisabeth)