Jakarta-Akibat ulah Enam Oknum Anggota TNI- AL dari Satgas Gakumla Lantamal VIII Sulawesi Utara Manado ,nama TNI tercoreng menjelang HUT TNI ke 78 tahun.
Para Oknum Anggota TNI AL itu sehari menjelang HUT TNI, 5 Oktober atau tepatnya Rabu, 4 Oktober 2023 menjelang pagi di Pelabuhan Manado, membawa empat orang anak buah kapal ke Markas Pomal VIII Mando.
Di Markas Pomal itu ,para oknum TNI AL yang tergabung dalam Satgas Gakumla Lantamal VIII menganiaya secara keji keempat Anak Buah Kapal (ABK) yang melayari berbagai Pulau di Kawasan Sulawesi Utara.
Atas penganiayaaan yang diluar batas oleh para Oknum TNI AL itu keempat ABK itu mengalami luka luka cukup serius di sekujur tubuh. Keempat ABK yang menjadi korban penganiayaan itu adalah, masing masing, Alfrens Harimisa, Kapten Gregorius, Makaryos Damalang, Chief Saint Marry, Fredy Andris, ABK Barselona II Rifay Mamewe, ABK Barselona II.
Atas tindakan penganiayaan itu, menimbulkan berbagai kecaman dari masyarakat, baik masyarakat Sangihe yang di JABODETABEK, maupun masyarakat Sangihe di Manado dan di Sangihe. Diantaranya Tokoh Masyarakat Sangihe, Laksamana Muda TNI (pur), Soleiman B Ponto. Mereka sepakat menyatakan bahwa sangat menyayangkan dan menyesalkan peristiwa ini dan meminta kepada keluarga untuk tidak berhenti pada proses kekeluargaan serta saling memaafkan tetapi harus diproses hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga menjadi pembelajaran bahwa setiap aparat negara baik ASN dan TNI seharusnya menjadi pelindung rakyat bukan sebaliknya menyakiti hati rakyat.
Sementara itu, Danlantamal VIII, Laksamana Pertama TNI, Nouldy J Tangka, cepat tanggap dan langsung turun tangan menanggapi masalah penganiayaan keji ini dengan memberikan sanksi tegas terhadap oknum personil penganiaya.
Langkah tegas Danlantamal VIII, Laksamana Pertama TNI, Nouldy J Tangka disampaikan dalam sebuah konprensi pers yang digelar Jumat (6/10) di Mako Pomal Lantamal VIII,
Perwira Tinggi Bintang Satu itu menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal dari komunikasi yang tidak tersampaikan dengan baik antara kedua belah pihak. ” Adanya kontraproduktif dari ABK-ABK kapal yang didapati oleh Satgas yang menimbulkan tindakan hiperaktif dari anggota saya,” ujarnya
“Seharusnya sebagaimana disampaikan pada HUT TNI ke 78 bahwa TNI itu berasal dari rakyat. Konsep kita tidak boleh hiperaktif namun pada saat di lapangan, karena kejadiannya subuh, mungkin anggota-anggota sudah capek dan adanya tindakan-tindakan provokatif dari teman-teman kita di pelabuhan/kapal sehingga adanya ketersinggungan yang menimbulkan kejadian pada saat itu,” tambah Nouldy J Tangka.
Dalam keterangannya, ada enam anggota yang terlibat dalam kasus penganiayaan tersebut. “Keenam pelaku inisial (F, Y, A, B, H, B) dikenai tindakan disiplin, termasuk penggundulan kepala, tindakan fisik, penahanan, dan tindakan administratif,” ujar Danlantamal yang didampingi oleh Pejabat TNI AL Lantamal XIII, Manado.
Ia juga mengatakan, pihaknya menerima perintah untuk menghukum anggota yang terlibat. “Kami mendapat perintah dari atas untuk menghukum mereka sekaligus akan melakukan pengecekan apakah tindakan tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) .
Dikatakan, bahwa Satgas Bakumla akan tetap beroperasi, dengan koordinasi yang baik dengan instansi lain. “Tujuannya bukan mencari siapa yang salah atau benar, melainkan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, terutama untuk kebaikan Sulawesi Utara ke depannya,” ujarnya sembari mengungkapkan bahwa antara kedua belah pihak telah bertemu dan saling memaafkan.
Kronologis Kejadian
Sehari setelah konferensi pers yang dilakukan Danlatamal VIII, para korban didampingi Jull Takaliuang, aktivis perempuan yang berasal dari Nusa Utara mengungkapkan bahwa pada Hari Sabtu, 7 Oktober 2023 menyampaikan laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu dan Mako Polisi Militer TNI Angaktan Laut, dengan kronologis kejadian sebagai berikut: bahwa pada Pukul 04.30 Wita, Fredy Andris, ABK Barcelona II mendengar orang berteriak bahwa Kapten Kapal Barselona II dipukul diluar. Maka ia berlari-lari dari arah koridor menuju lokasi tempat kejadian di depan ruang tunggu pelabuhan. Tetapi tiba-tiba dia langsung diseret oleh oknum Pomal dan dimasukkan ke dalam mobil mereka.
Pada Pukul 04.35 Wita, Farly Mamewe, ABK Barcelona II menyusul temannya Fredy Andris mencari kaptennya (Barselona 11) ke seputaran mobil POMAL di parkir, tetapi tiba-tiba langsung ditangkap oleh oknum POMAL berbadan besar rambut gondrong dan dimasukan ke dalam kendaraan yang sama dimana Freddy sudah berada didalam kendaraan.
Pukul 04.00 Wita setelah kapal Barselona III merapat, Kapten Alprens Harimisa alias Kep Ade bersama teman-temannya sedang berada di Haluan kapal Barselona II yang berada di samping Barselona III.
Pada saat itu, tim operasi Satgas Bakumla POMAL tiba di sekitar kapal, lalu ada yang berteriak kalau Cuma mo periksa ayam philipin, kyapa musti bawa senjata laras Panjang” ? beberapa menit kemudian tiba-tiba, salah satu diantara Anggota POMAL langsung menarik bagian tengkuk Kapten kapal, Alprens Harimisa, sampai jidatnya terbentur di lantai kapal. Kapten Alprens Harimisa bertanya “salah apa saya Komdan”? Kemudian, Kapten Alprens Harimisa dan dengan diikuti oleh Chief Makaryos Damalang, masuk ke bagian Tengah kapal Barselona Il di dek II.
Dan tim POMAL berada di tempat tersebut. Di ruang terngah kapal Barselona II sempat terjadi adu mulut. Kapten, Alfrens Harimisa menyampaikan keberatan penumpang, terkait pembongkaran barang bawaan yang sering dibuka kardusnya, lalu tidak dirapikan seperti semula untuk mencari ayam philipin atau kosmetik atau apa saja yang menjadi target Razia POMAL Kapten Alfrens meminta juga untuk divideokan namun anggota POMAL tersebut keberatan dan menyuruh untuk menghapus video.
Hal tersebut menjadi pemicu geramnya oknum anggota Pomal dan menjadi marah, lalu anggota POMAL berpostur tinggi besar merampas handphone milik Chief, Makaryos Damalang. Lalu, tim menyeret Kep Ade langsung ke mobil dinas disusul dengan Chief Makaryos Damalang ke arah pintu keluar kapal dengan di bawah ke kantor POMAL. Dari tangga kapal Barselona II Chief Makaryos Damalang diangkat oleh tim POMAL (sekitar 3 orang), lalu di lempar ke dalam Mobil POMAL. Di dalam mobil sudah ada Freddy, Farly dan Kapten Alfrens Harimisa.
Pada Pukul (Sekitar 05.30-06.00 Wita) Keempat ABK ini langsung di bawa ke Kantor POMAL di Kawasan Bumi Beringin Manado. Kemudian pada Pukul 06.00-11.00 Wita, Tiba di Kantor Pomal, ke 4 Korban di suruh duduk di lantal (Selasar ruangan), lalu diborgol dengan tangan disilang di belakang. Kemudian oknum anggota-anggota POMAL mulai menghajar keempat korban, dengan tendangan, ditonjok di wajah, ditampar, dipukul menggunakan selang, diinjak dengan sepatu lars yang mereka gunakan.
Di Saat luka-luka korban mulai berdarah, yang mengucur dari hidung, telinga, kepala dan bagian tubuh lain dan untuk menghilangkan bukti atau jejak darah, mereka disiram menggunakan air dan itu dilakukan berkali kali, setiap dara keluar dari tubuh korban selama pemukulan itu terjadi.
Pukul 11.00 Wita, korban diganti borgol per orangan lalu di borgol bersama. Sebelumnya, korban disuruh membuka kaos karena basah kuyuk Lalu dibiarkan sekitar 1 jam.
Pukul 12.00-14.30 Wita, para korban menandatangani BAP yang sudah dibuat oleh petugas. Lalu menandatangani surat pernyataan untuk tidak melanjutkan atau mempermasalahkan lagi peristiwa penganiayaan yang dialami.
Chief Makaryos Damalang dan Kapten Alfrens meminta kaos mereka untuk di bawa pulang untuk menutup wajah, tetapi tidak diperbolehkan.
Seorang oknum Komandan POMAL HK, mengatakan “Kita so tau ngana pe otak, kau bikin barang buktikan? (Saya sudah diotakmu buat barang bukti, kan”
Lalu Komandan tersebut memberikan arahan kepada ke 4 korban supaya tidak mempersoalkan lagi lebih lanjut.
Pukul 15.00 Wita, Oknum POMAL memesan taxi online (grab) bagi ke empat korban, untuk dibawa kembali ke pelabuhan Manado. ( edl )