SHNet, Jakarta — Ilmuwan China telah membuat prototipe komputer kuantum bernama “Jiuzhang 2.0” dengan 113 foton yang terdeteksi, mencapai terobosan besar dalam percepatan komputasi kuantum.
Dalam studi tersebut, Gaussian boson sampling (GBS), sebuah algoritma simulasi klasik, digunakan untuk menyediakan cara yang sangat efisien dalam mendemonstrasikan percepatan komputasi kuantum dalam menyelesaikan beberapa tugas yang terdefinisi dengan baik.
Dengan 113 foton yang terdeteksi, “Jiuzhang 2.0” dapat mengimplementasikan septillion GBS skala besar, lebih cepat daripada superkomputer tercepat yang ada di dunia dan 10 miliar kali lebih cepat dari versi sebelumnya, “Jiuzhang.” Singkatnya, dibutuhkan superkomputer tercepat sekitar 30 triliun tahun untuk memecahkan masalah yang “Jiuzhang 2.0” dapat selesaikan hanya dalam satu milidetik.
Dilansir kantor berita China Xinhua, Studi yang dipimpin oleh fisikawan kuantum terkenal China Pan Jianwei, diterbitkan secara online di jurnal Physical Review Letters pada Senin Waktu Beijing.
Terinspirasi oleh konsep amplifikasi cahaya dengan emisi radiasi terstimulasi (LASER), tim mengembangkan sumber cahaya terstimulasi dengan kecerahan tinggi, kemurnian, dan efisiensi.
Pada bulan Desember 2020, para peneliti membuat prototipe komputer kuantum “Jiuzhang” di mana hingga 76 foton terdeteksi, mencapai keunggulan komputasi kuantum. Sistem komputasi kuantumnya dapat mengimplementasikan GBS skala besar 100 triliun kali lebih cepat daripada superkomputer tercepat di dunia yang ada.
“Dibandingkan dengan Jiuzhang, kami telah sangat meningkatkan kinerja dan efisiensi pengumpulan sumber cahaya kuantum, meningkatkan jumlah foton yang terdeteksi, dan mendemonstrasikan kemampuan pemrograman fase komputer kuantum GBS,” kata Lu Chaoyang, anggota tim peneliti dan seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi China.
Menurut Tim, kapasitas super-komputasi “Jiuzhang 2.0” memiliki potensi aplikasi di berbagai bidang seperti teori grafik, pembelajaran mesin, dan kimia kuantum. (Tutut Herlina)