Oleh: Syarif Ali
Berselang sepekan, demo kepala desa (kades) menyampaikan aspirasinya pada Selasa (17/1/2023) di Gedung DPR DKI Jakarta, giliran ada aksi demo persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) mendesak status mereka pada Rabu (25/1/2023).
Para Kades meminta agar masa jabatan diperpanjang dari 6 (enam) tahun menjadi 9 (sembilan) tahun, sementara Perangkat Desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Pelaksana Kewilayahan, dan Pelaksana Teknis menuntut baik menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
Manajemen Kepala Desa dan Perangkat Desa sendiri sebenarnya sudah diwadahi dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.
Apakah keinginan Kades dan perangkat desa sesuai dengan tuntutan hakikki sebagai manusia yang membutuhkan kekuasaan?
Dalam ceramah mengkaji Hadist Kitab Jawahir A-Bukhari, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengaitkan jabatan dengan dua kata: meminta atau diminta. Karena jabatan yang diperoleh dengan meminta lebih cenderung nyeleneh. Banyak contoh pejabat yang bertindak berlebihan ketika memiliki wewenang.
Ari Junaedi memberikan contoh nyata berkait jabatan. Dalam artikel (24/09/2022). Konsultan komunikasi ini menceritakan Wakil Ketua DPRD Depok, Tajudi Tabri, memperlihatkan kemarahan terhadap sopir yang melewati pembatas jalan di jalan Krukut, Limo, Depok. Selain disuruh push up dan mendapat injakan kaki, politisi ini juga berkacak pinggang.
Pada akhir tulisan yang berjudul “Congkaknya Kekuasaan”, Ari Djunaedi berandai-andai bahwa Tajudi Tabri akan lebih elegen kalau mundur dari jabatannya.
Mundur? Ai, tentu saja dia tidak mau. Tak usah ya…
Jabatan itu perlu
Apa yang kurang dari Qin Shi Huang, Kaisar pertama China, pendiri dinasti Qin. Penguasa kerajaan Han, Zhao, Wei, Chu, Yan, dan Qin. Semakin memiliki kekuasaan, dia tak hendak pernah lengser keprabon, tak mau kehilangan zona nyaman walaupun setelah dia wafat.
Sang Kaisar memerintahkan untuk membuat ramuan hidup abadi, dari 36.000 manuskrip kuno yang ditemukan dari bambu diketahui 48 kaligarafi memerintahkan mencari ramuan hidup abadi. Cukup? Ternyata tidak.
Untuk berjaga jika ramuan itu tidak berfungsi, pada 215 SM, Kaisar Qin Shi Huang memerintahkan pembangunan makam raksasa untuk dirinya sendiri.
Makam yang sangat luas disertai 8.000 tentara keramik dan kuda yang dikenal sebagai Tentara Terakota, aliran sungai merkuri, hingga jebakan senjata mematikan bagi yang coba-coba mau mengganggu wilayah kekuasaan di akherat.
Dari zaman purba, kekuasaan terhadap sumber makanan, wilayah, dan pengaruh memang diperlukan.
Kepala Desa dan Perangkat Desa yang demo bisa saja berkilah bahwa sebagai manusia sudah ditakdirkan Tuhan untuk memiliki kebutuhan berkuasa. Apalagi didukung oleh teori Maslow (1943). Psikolog Amerika yang mashur dengan teori kebutuhan (Maslow’s hierarchy of needs) mengatakan bahwa setelah memenuhi empat kebutuhan, maka kebutuhan tertinggi yang tak bisa ditahan untuk terpenuhi yakni self – actualization, bagaimana tampak berbeda dengan orang lain.
David McClelland (1961) menguatkan teori Maslow dengan mempertegas bahwa self-actualization tidak lain adalah kebutuhan untuk berkuasa (need for power). Sampai titik ini, tentu saja keinginan kades dan perangkat desa untuk memiliki jabatan yang lebih prestisius menjadi cermin dari sunatullah.
Keinginan dan Keunikan
Namun demikian, Maslow mengakui bahwa tidak semua orang memenuhi syarat untuk memaksakan diri memenuhi kebutuhan tertinggi tersebut. Kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki dan kasih sayang, penghargaan dibutuhkan mungkin dapat terpenuhi. Namun untuk kebutuhan aktualisasi diri diperlukan keunikan khusus.
Agar berjalan mulus, aktualisasi diri harus didasari niat membahagiakan orang lain, karena itu relatif sulit untuk menemukan orang yang benar-benar layak berada di tingkat tertinggi teori yang dikenalkan sejak puluhan tahun lalu.
Maslow menyebutkan tiga nama sebagai rerpresentasi figur dengan niat mengaktualisasikan diri selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Abraham Lincoln, Presiden Amerika yang mashur, menggunakan pengaruh untuk menghapus perbudakan dan menyatukan Amerika. Menurut Lincoln, perilaku manusia dapat dimodifikasi namun nilai-nilai kemanusiaan akan tidak akan pernah berubah.
Menjadi manusia berguna lebih penting daripada keberhasilan. Keunikan itu melekat dalam diri Albert Einstein, itulah alasan Maslow menempatkan Albert Einstein sebagai manusia unik sehingga kebutuhan aktualiasasi diri terpenuhi. Dunia juga mencatat bahwa Mother Theresa mendedikasikan hidupnya untuk kaum papa, yatim piatu, penderita lepra dan AIDS di lebih 100 negara namun hanya mengatakan bahwa apa yang diperbuat oleh Mother Theresa hanya seperti satu tetes air di samudera.
Menjadi anggota TNI atau Polri bisa jadi tetap menjadi keinginan banyak orang, karena dengan baret atau seragam loreng bisa mendatangkan rasa segan orang lain.
Namun bagi Kopka Azmiadi menjadi TNI merupakan kesempatan untuk memercikkan nilai cinta kasih. Babinsa Koramil Sungai Pinang Kodim Samarinda yang tiba-tiba menggadaikan motor seharga Rp 22 juta untuk menyewa eksavator agar bisa mengevakuasi truk yang membuat kemacetan selama 16 jam di Jalan Otto Iskandardinata, Samarinda, Rabu (18/172023).
Kepala Desa Meminta
Nilai hakiki jabatan atau kekuasaaan terjadi ketika seseorang atau satu pihak meminta kita untuk mengemban tugas karena keyakinan bahwa kita dapat melakukan, bukan karena siapa kita.
Perpanjangan jabatan Kepala Desa menjadi sembilan tahun akan lebih elok kalau memang diminta oleh masyarakat, terlalu lama dalam satu jabatan sering menumpulkan kreativitas dan berpotensi terperangkap godaan.
Itulah sebabnya, hadist yang dikutip oleh Gus Mus (29/6/2022) sangat relevan:
“Jika seseorang diberi jabatan karena permintaan yang bersangkutan, maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadanya. Namun jika seseorang diangkat tanpa permintaan, maka ia akan diberi pertolongan,”.
Penulis, Syarif Ali, Dosen FEB UPN Veteran Jakarta