SHNet, Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendukung upaya-upaya memajukan desa-desa wisata di seluruh Indonesia.
“Dampak baik dari desa wisata adalah kemajuan desa. Hal itu tampak pada peningkatan pendapatan asli desa (PADes), desa menjadi terkenal, pengalaman baru bagi warga masyarakat dan generasi muda, dan sejumlah dampak kemajuan lain,” ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mencontohkan Desa Wisata Ujunggebang Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu merupakan praktik terbaik dari pengembangan dan pembangunan desa di Indonesia.
“Desa wisata pantai ini dulunya tempat sampah yang saat ini sudah bagus dan bersih. Para pemuda-pemuda di desa ini begitu kompak karena mereka bergerak untuk membersihkan selama lima bulan untuk ngurusin sampah ini, hingga menjadi desa wisata,” tuturnya saat mengunjungi Pantai Plentong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12).
Pantai Plentong dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Dampak yang baik bagi kemajuan desa, membuatnya mendukung pengembangan desa wisata.
“Dampak yang baik inilah yang dibutuhkan untuk percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Karena itu, saya mengajak agar desa wisata terus dikembangkan,” katanya seperti dikutip Antara.
Sebelum ke Pantai Plentong, Gus Halim, demikian ia biasa disapa, berziarah ke makam pionir pembangunan transmigrasi di Desa Sukra, Kecamatan Sukra, Indramayu.
Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Transmigrasi (HBT) Ke-71 yang jatuh pada Minggu (12/12).
Kegiatan ziarah ke makam pionir pembangunan transmigrasi itu agenda rutin untuk mengenang peristiwa kecelakaan salah satu rombongan bus transmigran asal Kabupaten Boyolali menuju UPT Rumbiya, Sumatera Selatan pada 11 Maret 1974 di Desa Sukra.
Peristiwa nahas ini mengakibatkan meninggalnya 67 korban pada fase awal program transmigrasi yang dijalankan oleh pemerintah sebagai langkah untuk penyebaran pembangunan di Indonesia.
“Setiap tahun dalam rangka peringatan HBT kita agendakan mengadakan tabur bunga dan bertemu keluarga para pionir transmigran yang gugur,” ujar Gus Halim.
Ia mengatakan agenda tahunan dalam rangkaian peringatan HBT ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan serta doa kepada para pionir yang gugur.”Makam ini sebagai tanda perjuangan pionir pembangunan transmigrasi di Indonesia. Saya berharap kepada para transmigran di seluruh Indonesia agar dapat mengembangkan potensi dan sukses di tempat transmigrasi,” ucapnya.
Kota Mandiri
Sementara itu, Abdul Halim Iskandar mengapresiasi Pemkab Pesisir Selatan dalam percepatan pembangunan kawasan transmigrasi Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lunang-Silaut,
“Saya salut dan sekaligus terima kasih kepada Pak Bupati soal arah kebijakan pemerintah kabupaten dalam mendukung transmigrasi Lunang-Silaut,” kata Abdul Halim usai memimpin upacara puncak Hari Bakti Transmigrasi ke-71 di Painan, Pesisir Selatan, Minggu.
Ia mengatakan dulunya satuan pemukiman, berubah menjadi kecamatan. Bahkan, kini tercatat sebagai salah satu penopang daerah untuk sektor perkebunan.
Menurut dia, pemerintah pusat hingga kini tetap mendukung penuh, bahkan kian mempertegas komitmennya terhadap transmigrasi, seiring terbitnya Perpres Nomor 50 Tahun 2018 tentang Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan Transmigrasi.
“Pengembangan kawasan transmigrasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari upaya terpadu percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan seperti amanah Perpres Nomor 59 Tahun 2017,” kata dia.
Sementara itu Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar mengatakan pemerintah kabupaten tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara warga transmigrasi dengan penduduk lokal. Semuanya sama, satu dalam kesatuan Kabupaten Pesisir Selatan. (Victor)