Bantul – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) kian serius menggarap sektor Desa Wisata sebagai pengungkit ekonomi warga. Terbaru, Kemendesa PDTT menyiapkan aplikasi desa wisata untuk memudahkan promosi maupun layanan bagi calon pelancong.
“Kami menilai Desa Wisata sangat potensial menjadi pengungkit perekonomian warga yang terpukul akibat pandemic Covid-19. Saat ini kami mematangkan pengembangan aplikasi desa wisata untuk memudahkan promosi maupun layanan jasa bagi para calon wisatawan,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, saat melakukan kunjungan kerja di Desa Wisata Kaki Langit Mangunan Kapanewon, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (5/11/2021).
Dia mengatakan aplikasi tersebut akan memuat informasi tentang desa-desa wisata di Indonesia. Di situ akan dijelaskan secara singkat profil desa wisata dan sarana penunjang yang ada seperti fasilitas penginapan, kuliner unggulan, hingga potensi wisata budaya. Aplikasi desa wisata ini juga bisa menjadi media transaksi produk desa wisata, baik berupa jasa ataupun barang.
“Karena itu, desa-desa wisata hendaknya mempersiapkan diri, untuk mengisi media promosi ini dengan baik dan semenarik mungkin. Dengan demikian, melalui aplikasi desa wisata tersebut, akan mudah bagi calon pengunjung dalam memilih tujuan liburannya,” katanya.
Gus Halim-panggilan akrab Abdul Halim Iskandar-mengajak para pemangku kepentingan untuk bekerja keras mengembangkan desa wisata. Menurutnya semakin tinggi kunjungan wisatawan ke desa wisata maka semakin besar manfaat yang akan dirasakan oleh warga desa.
“Jika banyak wisatawan berkunjung ke desa wisata maka potensi produk-produk unggulan desa diserap pasar bakal kian besar sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi di desa, dan kesejahteraan warga desa akan terwujud,” katanya.
Menurut Gus Halim, Kemendesa PDTT terus meningkatkan bantuan bagi pengembangan desa di tanah air. Di tahun 2021 ini, Kemendesa PDTT telah memberikan bantuan pengembangangan objek wisata dan amenitas wisata di 156 Desa 94 Kabupaten di 28 Provinsi. Khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta, bantuan telah diberikan di 13 Desa di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman.
“Sedangkan di Bantul ini ada beberapa bantuan untuk pengembangan desa wisata yakni Pembangunan Homestay di Desa Bawuran dan Timbulharjo, Pembangunan Balai Kesenian di Desa Mangunan dan Potorono, dan pembangunan Kedai Kuliner di Desa Mangunan,” katanya.
Sementara itu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengucapkan terima kasih atas bantuan pengembangan objek wisata yang diberikan Kemendesa PDTT. Menurutnya bantuan tersebut meningkatkan potensi desa-desa wisata di Bantul untuk berkembang lebih cepat.
“Kami tentu sangat mengapresiasi dukungan Kemendesa PDTT dalam pengembangan desa wisata sehingga potensi pengembangan desa wisata bakal lebih cepat,” katanya.
Muslih juga mengucapkan terima kasih atas pemberian Dana Desa yang bisa membiayai kegiatan fisik dan non fisik yang berkontribusi besar terhadap pembangunan di Kabupaten Bantul. Dana Desa telah membantu peningkatan Indesk Desa Membangun Kabupaten Bantul.
“Saat ini Desa kategori Mandiri sebanyak 47 Kalurahan dan Desa Kategori Maju sebanyak 29 Kelurahan,” katanya.
Untuk diketahui dalam kunjungan kerja ke Bantul, Gus Halim mendapat sambutan warga. Iringan music tradisional terus mengalun sesaat setelah Gus Halim tiba di lokasi acara. Setelah itu ditemani Bupati Bantul, Gus Halim yang didampingi Nyai Lilik Halim melihat atraksi ibu-ibu yang terlihat penuh semangat memainkan Gejog Lesung.
Turut hadir bersama Gus Halim yaitu Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Sugito, Kepala BPSDM Lutfiyah Nurlela, Forkompimda Kabupaten Bantul dan beberapa pejabat Kemendesa PDTT lainnya.(dd)