SHNet, Moskow-Laurentius Raymond Junior Pardamean Sihombing, penyanyi Indonesia bersuara bariton yang lebih 10 tahun bermukim di Moskow, berhasil menyabet juara satu final the 5th International Music Festival “Road to Yalta” yang berlangsung di gedung konser Kremlin State Palace, Moskow, Selasa (2/5). Juara kedua diraih vokalis Jerman Tino Eisbrenner, dan juara ketiga dibagi bersama penyanyi Mongolia, Zayat Battsengelijn, dan penyanyi Zimbabwe, Yvonne Sauramba. Pihak panitia juga memberikan penghargaan untuk berbagai kategori kepada 11 penyanyi asing lainnya dalam Festival yang menyediakan total hadiah uang 5 juta rubel atau hampir Rp. 1 milyar.
“Dewan juri menetapkan juara pertama Festival adalah sahabat Indonesia kita yang hebat, Raymond Pardamean!” ujar Lev Leshchenko, ketua Dewan Juri yang juga seniman terkemuka Rusia, saat mengumumkan kemenangan Raymond, diiringi sorak sorai penonton serta puluhan WNI termasuk Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares, yang memadati gedung pertunjukan berkapasitas 6000 orang. Juri festival terdiri dari 8 orang musisi, artis, seniman, budayawan dari Rusia dan Italia.
Raymond tampil di bagian akhir Festival, menyanyikan lagu “Kenanglah dan Heningkan Cipta” terjemahan Raymond Sihombing dan Yulia Guseva, berduet dengan penyanyi Rusia, Fyodor Rytikov, vokalis utama Ansambel Musik Kementerian Pertahanan Rusia, yang membawakan versi asli lagu “Поклонимся Великим тем годам / Bow to Those Great Years,” sebuah lagu perjuangan mengenang Pertempuran Stalingrad 1942-1943. Dengan suara bariton menggelegar, Raymond memukau para juri dan seluruh penonton serentak berdiri sebagai penghormatan mengingat tahun ini diperingati 80 tahun berakhirnya Pertempuran Stalingrad pada Perang Dunia II yang menelan korban ratusan ribu jiwa.
“Kami merasa senang dan bangga bahwa Saudara Raymond Sihombing, seorang warga Indonesia yang sudah lama bermukim di Moskow, berhasil memenangkan lomba yang sangat bergengsi ini. Semoga prestasi Raymond dapat menginspirasi penyanyi-penyanyi Indonesia lainnya untuk berlaga di ajang musik di Rusia,” ujar Dubes Tavares.
Raymond adalah penyanyi, komponis paduan suara, pengajar bahasa Indonesia, youtuber yang telah akrab dengan budaya Rusia. Raymond menerima pendidikan musik pertamanya di Bali dan lulus dari konservatori Paris. Pria, yang sempat menjadi solois dan konduktor Paduan Suara Nasional Universitas Indonesia dari 2004 hingga 2006 ini, fasih berbahasa Rusia dan memainkan saksofon, gitar dan beberapa instrumen tradisional Indonesia.
“Saya persembahkan kemenangan ini bagi kejayaan hubungan persahabatan dan kerjasama Indonesia dan Rusia,” ujar Raymond. “Semoga teman-teman musisi Indonesia juga dapat berkiprah di berbagai ajang musik di Rusia,” tuntas pria beristeri Rusia dengan 3 anak.
Diikuti 200 Penyanyi dari 56 Negara
Festival “Road to Yalta” merupakan festival tarik suara yang rutin diselenggarakan tiap tahun di Yalta sejak 2019, namun pada 2022 dan 2023 semifinal dan final festival diadakan di Moskow. Dari 200 penyanyi dari 56 negara yang mendaftar, terpilih 15 finalis di Festival, dari Jerman, Mongolia, Zimbabwe, Italia, Indonesia, India, Turkiye, Yunani, Israel, Tiongkok, Amerika Serikat, Prancis, Serbia, Aljazair, dan Hungaria.
Festival Musik “Road to Yalta” diselenggarakan dengan tujuan mempopulerkan lagu-lagu patriotis terbaik Rusia dan Soviet kepada dunia. Penyanyi asing yang berpartisipasi diwajibkan memilih lagu Rusia tertentu yang diterjemahkan ke bahasa asing, lalu dinyanyikan berduet dengan penyanyi Rusia yang menenyanyikan lagu asli dalam Bahasa Rusia. Festival ini disponsori Fund “Humanitarian World” dari Administrasi Kepresidenan Federasi Rusia dan Pemerintah Republik Krimea untuk kegiatan kebudayaan lintas negara. (sur)