7 December 2024
HomeBeritaPMKRI Soroti Kebijakan Luar Negeri Prabowo

PMKRI Soroti Kebijakan Luar Negeri Prabowo

Jakarta-Presidium Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St. Thomas Aquinas periode 2024–2026 menggelar diskusi publik daring melalui Zoom Meeting dengan tema “Menggali Makna Lawatan Presiden Prabowo ke Luar Negeri”, Selasa, (19/11/2024). Diskusi dihadiri oleh seluruh pengurus pusat PMKRI, rekan-rekan PMKRI se-indonesia serta teman-teman organisasi Cipayung dan masyarakat sipil.

Ketua Presidium PP PMKRI St. Thomas Aquinas periode 2024–2026, Susana Kandaimu, mengatakan, sangat penting memahami dampak dan tujuan lawatan diplomatik Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri.

“Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, kebijakan luar negeri suatu negara tidak hanya menjadi instrumen diplomasi, tetapi juga mencerminkan posisi strategis negara tersebut di dunia internasional. Langkah ini menarik perhatian berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun internasional, terutama terkait arah diplomasi yang dijalankan untuk menjaga stabilitas nasional dan meningkatkan posisi Indonesia di kancah global,” jelas Susana.

Moderator diskusi, Ferdinandus Wali Ate, mengatakan, kegiatan ini bertujuan membuka ruang diskusi untuk menggali lebih dalam langkah-langkah diplomatik pemerintah Indonesia.

Dia berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman baru mengenai peran kebijakan luar negeri dalam menjaga kepentingan nasional.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana membahas isu hukum internasional terkait klaim sembilan garis putus (nine-dash line) oleh China di Laut China Selatan. Menurutnya, klaim itu  bertentangan dengan hukum internasional dan menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak mengakui klaim tersebut.

Hikmahanto juga menekankan pentingnya Indonesia menjaga kedaulatan maritim dan menyebutkan perlunya strategi diplomasi yang tegas dalam menghadapi provokasi di kawasan tersebut. Namun, selalu ada potensi kerja sama diplomatik Indonesia-Tiongkok meskipun terdapat perbedaan pandangan.

Theodorus Satrio Nugroho, Minister Counselor KJRI Kuching, Sarawak, Malaysia, membahas hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara tetangga, khususnya Malaysia. Menurutnya, kunjungan diplomatik Presiden Prabowo sangat penting dalam memperkuat kerja sama strategis, seperti investasi dan teknologi, terutama dengan Singapura.

Theodorus juga menyoroti visi Indonesia Emas 2045 yang menjadi prioritas Presiden Prabowo untuk meningkatkan perekonomian dan daya saing Indonesia di kawasan.

Pengamat kebijakan luar negeri dari CSIS Indonesia, Pieter Alexander Pandie, menjelaskan, dinamika geopolitik dan relevansi kehadiran Presiden Prabowo di berbagai forum internasional, seperti G20 dan BRICS.

Pieter menilai langkah Presiden Prabowo untuk memperluas keterlibatan Indonesia di berbagai forum global sebagai strategi yang baik untuk memperkuat posisi Indonesia. Namun, ia juga mengingatkan perlunya evaluasi berkelanjutan untuk memastikan setiap langkah diplomasi tetap sejalan dengan kepentingan nasional.

Diskusi ini memberikan pandangan mendalam mengenai berbagai aspek kebijakan luar negeri yang diambil oleh Presiden Prabowo. Peserta diskusi berharap langkah-langkah diplomatik ini dapat terus menjaga kedaulatan Indonesia, memperkuat kerja sama internasional, serta mendukung visi pembangunan jangka panjang bangsa.(dd)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU