SHNet, Jakarta-Santan, bahan andalan kuliner khas Indonesia telah menjadi warisan turun-temurun sejak zaman dahulu. Menurut Pakar Kuliner Indonesia, Prof. Murdijati Gardjito, ada 292 makanan pendamping dengan santan. Selain santan, sangat variatif dan banyak sekali makanan Indonesia yang menggunakan produk kelapa dan turunannya. Dimana selain bumbu, kelapa dan santan menjadi benang merah yang menyatukan cita rasa kuliner kita.
Presiden Gastronomy Indonesia, Vita Datau mengatakan, makanan tradisional yang sudah dikonsumsi sejak zaman nenek moyang kita tentunya terbukti aman dan sehat. Namun makanan selama ini selalu menjadi kambing hitam saat seseorang terserang penyakit. Padahal masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kesehatan seseorang dalam kunci sehat: stress, kebersihan lingkungan, teknologi kesehatan, dan tingkat bahagia.
Banyak sekali informasi yang beredar menghubungkan santan dengan kolesterol sehingga sebagian orang menghindari mengkonsumsi santan, karena khawatir terserang penyakit. Oleh karena itu perlu adanya informasi yang meluruskan dan menjadi sangat penting untuk disebarluaskan, bahwa santan dan produk turunan kelapa lain adalah bahan pangan yang baik, makanan berbasis tanaman atau nabati yang sehat bagi tubuh dan bebas kolesterol.
Untuk menggali lebih dalam informasi mengenai Santan, Kuliner Kelapa Indonesia dan Kesehatan, Indonesia Gastronomy Network bekerjasama dengan Prodi Manajemen Industri Katering – Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan Webinar pada Rabu, (13/4/2022) dan mengundang para pakar di bidangnya, antara lain, Profesor Murdijati Gardjito, pakar kuliner nusantara, Profesor F.G. Winarno, pakar teknologi pangan, dan dr. Susianto – President World Vegan Organization
Dengan dipandu oleh moderator Dea Prasetyawati, M.M – Peserta Master Chef 2022 yang juga Dekan Fakultas Bisnis Pariwisata Universitas Podomoro.
Kelapa adalah pohon kehidupan. Profesor F.G Winarno menulis dalam bukunya, “Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mampu bertahan hidup sehat serta menikmati kehidupannya dari dan dengan kelapa”.
Selain mengetahui kandungan gizi dalam santan, sangat penting bagi masyarakat mengetahui bagaimana cara mengolah santan yang baik. ”Teknologi pangan saat ini memungkinkan santan disajikan dalam bentuk kemasan, yang higienis, praktis serta aman dikonsumsi” lanjut Prof F.G Winarno.
“Santan tidak mengandung kolesterol. Jika ada yang mengatakan santan mengandung kolesterol, maka informasi tersebut menyesatkan. Tidak ada penelitian ilmiah yang menyatakan santan mengandung kolesterol” demikian yang disampaikan dr. Susianto selaku President World Vegan Organization. Santan dalam faktanya tidak mengandung kolesterol sama sekali, alias nol miligram. Dilanjut oleh dr. Susianto “Santan aman dan menyehatkan” Hal ini karena santan memiliki kandungan asam laurat yang bisa digunakan tubuh sebagai sumber energi, dan manfaat lain seperti antiperadangan serta antimikroba.
Diharapkan dari webinar ini masyarakat bisa mengetahui lebih banyak mengenai santan dan kelapa kuliner Indonesia, dan bagaimana mengolahnya dengan benar serta berkontribusi bagi kesehatan.
Tentunya kita berharap bahwa santan Indonesia dapat menjadi tuan rumah yang populer di negara sendiri dan mampu mengambil porsi besar dalam kegiatan ekspor ke mancanegara. Bumbu dan santan kelapa harus menjadi sahabat sejati yang mengawal kesuksesan program Indonesia Spice Up The World. Program yang sedang diprioritaskan oleh pemerintah untuk globalisasi makanan Indonesia.
“Santan adalah salah satu pusaka kuliner nusantara. Upaya menghadirkan santan dalam masakan, adalah upaya melestarikan kuliner nusantara” tutup Prof. Murdijati Gardjito
Tentang Indonesia Gastronomy Network
Platform Gastronomi Nasional yang menghubungkan seluruh pakar, aktivis, dan pelaku gastronomi Indonesia yang bereputasi nasional dan internasional; mensinergikan, melestarikan, memajukan dan mendorong ekosistem gastronomi guna memberikan kontribusi bagi perekonomiannasional serta memposisikan gastronomi Indonesia di peta gastronomi dunia.
Penggagas program Indonesia Spice Up The World (November 2015) Program yang sedang diprioritaskan oleh pemerintah untuk globalisasi makanan Indonesia.
Mitra Google untuk kurasi dan pengembangan laman “Gastronomy/Food Culture” Indonesia www.indonesiagastronomynetwork.com dan https://artsandculture.google.com/project/indonesian-gastronomy. sur

