SHNet, Makassar — Produksi konten menjadi cara utama untuk memasarkan sebuah produksi barang dan jasa lewat platform media sosial. Dengan perencanaan dan strategi yang tepat, konten yang diproduksi akan berdampak positif dan bisa menjangkau pelanggan baru. Segmentasi audiens dan pilihan platform sangat menentukan keberhasilan konten tersebut.
Demikian yang menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Strategi Membuat Konten Banjir Engagement”, di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Inspirator Dasterpreneur Azura Bsc; Founder & COO Bicara Project Joddy Caprinata; dan dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta Nugraheni Prananingrum.
Dalam dunia konten di media digital, pembuatan rencana konten adalah salah satu langkah yang tak bisa dilewatkan.
Tanpa perencanaan tersebut, akan sulit membuat konten yang runut dan sesuai tujuan akhir, yaitu mendapat pelanggan baru. Perencanaan itu dimulai dengan penentuan jenis konten yang hendak diproduksi, jenis platform yang digunakan, dan jadwal penerbitannya.
Menurut Azura Bsc, selain perencanaan konten, dibutuhkan pula apa yang disebut strategi konten. Strategi konten adalah pengaturan seluruh konten yang dibuat, baik itu dalam bentuk tulisan, foto, atau video. Dalam tahap ini, disusun konten seperti apa yang hendak dibuat dan alasan pemilihannya. Lantas, ditentukan siapa segmen pasar konten tersebut.
“Untuk perencanaan konten, fokusnya lebih pada penjadwalan kapan konten itu terbit dan di platform yang mana. Sementara strategi konten cara bagaimana agar tujuan pembuatan konten tercapai. Jadi, ada kesinambungan antara perencanaan dan strategi,” kata Azura.
Azura lantas menjelaskan beberapa cara membuat konten pemasaran yang menarik. Semua diawali dengan menentukan tujuan pemasaran dan riset pembeli potensial. Kemudian, format konten sudah harus ditentukan, berikut dengan isinya. Syaratnya, isi konten harus orisinil, kreatif, dan relevan dengan target pemasaran yang diinginkan.
“Jangan lupa, konten yang sudah dibuat sebaiknya dievaluasi dan ditinjau ulang untuk mencegah apabila ada yang perlu perbaikan dapat segera dilakukan sebelum konten dipublikasikan di media sosial,” ucapnya.
Sementara itu, Nugraheni Prananingrum menyampaikan ragam platform yang bisa digunakan untuk mendistribusikan konten, di antaranya Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, atau YouTube. Adapun jenis konten yang bisa diproduksikan bisa dalam bentuk tulisan, gambar, suara, video, infografis, buku elektronik, dan gim.
“Aspek penting membuat konten agar banjir engagement adalah partisipasi dengan audiens, representatif, relevansi, lifehacks, dan do it yourself,” ucap Nugraheni saat memberikan tipsnya.
Terkait platform digital terbaik untuk mempublikasikan konten, menurut Joddy Caprinata, saat ini adalah TikTok. Sebab, menurut dia, banyak pengguna dari kalangan generasi Z yang menggunakan platform ini. Generasi Z yang lahir di periode 1995-2009, banyak berkumpul secara virtual di platform tersebut.
“Generasi Z dikenal sebagai generasi yang mahir digital, toleran, dan berorientasi pada target,” katanya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. (Stevani Elisabeth)