SHNet, Jakarta – Workshop internasional sebagai rangkaian kegiatan Center on Integrated Rural Development for Asia and Pacific (CIRDAP) telah dimulai pada Selasa 26 Oktober 2021. Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mewakili Indonesia menjadi tuan rumah workshop pra Technical Meeting-36 CIRDAP.
Workshop pertama ini diselenggarakan secara virrual dengan tajuk “Learning from Covid-19 Experience and the Future Scenario of Village Governance. Adapun pembicara dalam workshop ini adalah Dirjen Bina Pemdes Kemendagri Yusharto Huntoyungo, Direktur Aplikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi Semuel Abrijal, Dirjen Pembangunan Desa dan Pedesaan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Pangerapan Sugito, dan Pembantu Rektor IV Institute Teknologi Sepuluh November Bambang Pramujati.
Sekretaris Jenderal Bina Pemdes Mohammad Rizal dalam sambutannya mengatakan, workshop kali ini diharapkan dapat memunculkan praktik-praktik baik dalam penanganan Covid-19 dan tata kelola pemerintahan desa dari Indonesia dan juga negara anggota. Praktik baik tersebut diharapkan bisa menjadi contoh kemajuan penanganan Covid serta pengelolaan pemerintahan desa ke depan.
“Dari berbagai perspektif, kami sangat mengapresiasi kehadiran seluruh peserta dalam workshop dalam rangkaian CIRDAP tahun ini, baik dari dalam negeri maupun luar negeri serta para duta besar yang berkenan hadir,” katanya.
Dirjen CIRDAP Cerdsak Virapat menjelaskan, CIRDAP muncul untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh negara-negara berkembang pada waktu pembentukannya. “Organisasi ini bertujuan mempromosikan pembangunan pedesaan terpadu di wilayah negara anggota.
Organisasi ini juga memainkan peran memperkuat dalam mendukung dan memajukan efektivitas program pembangunan pedesaan terpadu, mempromosikan pemberdayaan desa, meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan di Kawasan Asia dan Pasifik,” ujarnya.
Masa Pandemi
Cerdsak Virapat juga mengakui bahwa di masa pandemi ini banyak wilayah terdampak dan mengalami krisis. Oleh karena itu, organisasi ini memerlukan implementasi yang efektif dalam penanganan, baik melalui strategi tindakan maupun kebijakan hingga level desa, termasuk keterlibatan komunitas di masyarakat yang ikut berpartisipasi.
Melalui workshop kali ini dia berharap, bisa memperoleh panduan tentang skenario yang bisa diambil jika ada wabah lagi. Perkembangan teknologi digital juga akan lebih efektif jika bisa diaplikasikan dalam hal pemberdayaan desa.
“Kami menanti masukan dari semua pembicara melalui paparan materi, serta mendapatkan contoh atau model yang efektif untuk digunakan berdasarkan pengalamannya,” ia memaparkan.
Sementara itu, Yusharto menyatakan, melalui kegiatan ini, bisa didapatkan pembelajaran dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Pembelajaran itu di antaranya pentingnya peningkatan kapasitas bagi perangkat desa, pemanfaatan aplikasi yang semakin masif sebagai bagian dari digitalisasi pemerintahan desa, bekerja dalam tim dengan pendekatan pentahelix, peningkatan infrastruktur informasi dan teknologi (IT) hingga menjangkau seluruh desa, pemanfaatan data secara terintegrasi, perbaikan mekanisme kerja, serta koordinasi dari pemerintah kecamatan hingga pemerintah pusat.
Kegiatan workshop selanjutnya akan dilakukan pada 3-4 November 2021. (Ina)