SHNet, Jakarta – Kapan pandemi berakhir? Pertanyaan ini sering sekali terlontar dalam pembicaraan sebagian besar orang akhir-akhir ini. Pertanyaan ini timbul karena orang-orang di seluruh dunia sudah hampir dua tahun hidup dengan Covid-19 yang telah memporakporandakan kehidupan mereka.
Penyakit ini telah menjadi mimpi buruk karena membuat jutaan orang kehilangan nyawa dan pekerjaan. Namun, pakar dari organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan, tidak ada definisi yang jelas kapan pandemi dimulai dan berakhir, dan seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh wabah global dapat bervariasi di setiap negara.
“Ini agak subjektif penilaian karena bukan hanya tentang jumlah kasus. Ini tentang tingkat keparahan dan ini tentang dampak,” kata Dr. Michael Ryan, kepala kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia.
Pada Januari 2020, WHO menetapkan virus itu sebagai krisis kesehatan global “yang menjadi perhatian internasional.” Beberapa bulan kemudian pada bulan Maret, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan wabah itu sebagai “pandemi”, yang mencerminkan fakta bahwa virus itu telah menyebar ke hampir setiap benua dan banyak pejabat kesehatan lainnya mengatakan itu dapat digambarkan seperti itu.
Pandemi dapat dipertimbangkan secara luas ketika WHO memutuskan virus itu tidak lagi menjadi keadaan darurat yang menjadi perhatian internasional, sebuah penunjukan yang telah dinilai ulang oleh komite ahlinya setiap tiga bulan. Tetapi ketika fase paling akut dari krisis, kemudahan dalam negara dapat bervariasi.
“Tidak akan ada satu hari ketika seseorang berkata, ‘Oke, pandemi sudah berakhir,’” kata Dr. Chris Woods, pakar penyakit menular di Duke University. Meskipun tidak ada kriteria yang disepakati secara universal, dia mengatakan negara-negara kemungkinan akan mencari pengurangan kasus yang berkelanjutan dari waktu ke waktu.
Para ilmuwan memperkirakan COVID-19 pada akhirnya akan menjadi virus yang lebih dapat diprediksi seperti flu, yang berarti akan menyebabkan wabah musiman tetapi bukan lonjakan besar yang kita lihat sekarang. Namun meski begitu, Woods mengatakan beberapa kebiasaan, seperti memakai masker di tempat umum, mungkin terus berlanjut. “Bahkan setelah pandemi berakhir, COVID akan tetap bersama kita,” katanya seperti dilansir kantor berita AP. (Tutut Herlina)