Oleh: M. Nigara
MESKI bukan menjadi yang paling super, namun tiket pertarungan Saul Canelo Alvarez, juara sejati kelas Super Middleweight (WBA, WBC, IBF, WBO, dan the Ring) vs Jermall Charlo, juara dunia kelas menengah WBC, terbilang fantastis. Meski demikian, hingga dua minggu menjelang laga yang diprediksi akan menjadi Fight of the Year 2024 sudah hampir habis.
Harga tiket Floor A (vvip) dibandrol Rp 139 juta dan hanya tersedia 18 tiket. Lalu Floor F, E, G, dan H, masing-masing Rp 137 juta, Rp 125 juta, dan Rp 80 juta. Kabarnya untuk tiket-tiket itu sudah sold out. Sementara tiket termurah dibandeol Rp 6,5 juta. Dari kapasitas 20.000 kursi T. Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, Amerika, hanya tiket termurah yang masih tersedia.
Tiket termahal dalam sejarah tinju dunia, dipegang pada laga Floyd Mayweather jr vs Manny Pacquiao (2/5/2016). Vvip dijual dengan harga Rp 250 juta dan tiket termurah Rp 17 juta. Hebohnya lagi, tiket Vvip yang dijual di pasar gelap (calo tiket di Amerika dilarang. Pelakunya jika tertangkap, bisa dipidana) mencapai Rp 1,5 miliar.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Semua membutuhkan kelihaian, dan terpenting tidak melanggar aturan. Hebatnya lagi, konon hasil pasar gelap itu, juga ada bagian yang diberikan kepada Mayweather dan Pacquiao. Hasil dari situ, dicatat sebagai pemasukan lain-lain. Benar atau tidaknya, masih membutuhkan investigasi.
10 Terbesar
Sejak M. Ali berhasil mengubah tinju dari sekedar pertarungan dua lelaki di atas ring beradu jotos, menjadi rangkaian tontonan (industri), penghasilan bagi promotor dan para petinju meningkat pesat. Ali lah petinju pertama yang mampu menghasilkan jutaan dolar mulai dari rencana laga, tanda tangan kontrak, promosi, pertarungan, hingga acara selepas laga.
Dulu, pertarungan hanya jadi tontonan saat laga berlangsung. Tidak ada kontroversi atau apa pun yang menambah nilai hingga menghasilkan puluhan juta dolar. Ya, Ali-lah yang mengawali saat akan berlaga dengan Sonny Liston (25/2/1964).
‘Ketakutan’ Ali saat menyadari siapa Liston, membuat ia harus berbuat sesuatu. Ada banyak mengatasi rasa takut. Satu di antaranya adalah melawan dengan cara menimbulkan rasa humor atau berteriak dengan sekuat tenaga.
Ali mencampur dan mengemasnya dengan baik. Akhirnya, tinju pun berubah menjadi seperti saat ini.
Di bawah ini ada 6 pertarungan berpenghasilan terbesar dalam sejarah:
1. Mayweather vs Pacquiao (2015)
* Tiket
72 jt USD (Rp 1,1 triliun)
* PPV
434 jt USD (Rp 6,5 triliun)
* Mayweather
291 jt (Rp 4,3 triliun)
* Paquiao
159 jt (Rp 2,3 triliun)
2. Mayweather vs McGregor (2017)
* Tiket Rp 781 miliar
* PPV Rp 5,8 triliun
* Mayweather Rp 4, triliun
* McGregor Rp 1,2 triliun
3. Mayweather vs Canelo (2013)
* Tiket Rp 252 miliar
* PPV Rp 1,5 triliun
* Mayweather Rp 815 miliar
* Canelo Rp 116 miliar
4. Mayweather vs Oscar De La Hoya (2007)
* Tiket Rp 16,9 miliar
* PPV Rp 127 miliar
* Mayweather Rp 470 miliar
* De La Hoya Rp 230 miliar
5. Tyson vs Holyfield (1997)
* Tiket Rp 212 miliar
* PPV Rp 1,5 triliun
* Tyson Rp 438 miliar
* Holyfield Rp 523 miliar
6. Lewis vs Tyson (2002)
* Tiket Rp 197 miliar
* PPV Rp 1,3 triliun
* Lewis Rp 197 miliar
* Tyson Rp 197 miliar
Lalu, berapakah hasil laga Canelo vs Charlo? Dan, berapa juga perolehan kedua petinju…?
To be continued….
Penulis, M. Nigara, Wartawan Tinju Senior, Komentator Tinju TVOne