SHNet, Jakarta – Perubahan media komunikasi yang digunakan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari perubahan teknologi komunikasi yang pesat. Tantangan menghadapi era digital adalah terbukanya akses prosesnya cepat dan instant.
“Kecanggihan teknologi digital yang hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan para pengguna, tanpa dibingkai oleh nilai budaya dan karakter positif yang cukup kuat semua itu sia-sia belaka. Sebab bangsa yang sukses adalah bangsa yang berbudaya dan bermartabat,” ujar Noor Kamil, Co-Founder Mas Pam Records saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Sumedang, Jawa Barat I, Kamis (1/7/2021).
Terkait kemajuan teknologi, dia lalu bercerita perannya selama kurun waktu hampir 15 tahun di dunia musik dan rekaman. Dia mengungkapkan di tengah persaingan yang ketat, dengan majunya teknologi dan informasi semakin banyak juga musisi-musisi baru bermunculan.
“Sekarang ini untuk membuat rekaman seorang musisi bahkan bisa merekamnya di laptop, semua itu mungkin tak harus ke label rekaman dan seorang musisi bisa masuk ke platform digital seperti sportify dan YouTube. Tugasnya, bagaimana bisa “stand out” terutama di sosial media,” kata Noor yang sempat menangani penyanyi Pamungkas.
Sisi positif dari digitalisasi ini ikut memudahkan cara promosi dan tujuan marketing. Kalau dulu seorang musisi harus menggunakan sarana media konvensional seperti radio dan televisi, sekarang semua lebih mudah dan berbiaya murah dengan platform sosial media seperti Instagram, Twitter, atau Facebook.
Akan tetapi di balik kemudahan tersebut keberadaan teknologi memiliki dampak negatif. Di antaranya lebih susah menyaring informasi yang benar, kecanduan hingga depresi karena interaksi tidak sehat. Oleh karena itu dibutuhkan adanya bingkai budaya dan karakter yang kuat saat memanfaatkan teknologi. “Musisi baru yang lahir di era kemajuan teknologi, selain fokus dan konsisten berkarya jangan lupakan budaya sebagai warga negara Indonesia,” tutur Noor.
Webinar Literasi Digital wilayah Kota Sumedang, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Dani Indra Dosen Stikes Sumedang, Maman Suherman Pegiat Literasi Digital, dan Esa Firmansyah Ketua RTIK Kabupaten Sumedang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (Stevani Elisabeth)