SHNet, Jakarta-Ekspedisi Pembela Lautan 2022 yang diadakan Ocean Defender Indonesia pada Agustus 2022 lalu di Pulau Tunda, sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa dan sebelah utara Teluk Banten, masih menemukan banyaknya sampah plastik yang mencemari sekitar pulau dan bawah laut di daerah itu. Penyumbang sampah plastik terbanyak berasal dari produk Indofood, Wings, dan Mayora.
Dikutip dari akun Instagramnya, Ocean Defender, yang merupakan tempat berkumpulnya relawan, aktivis dan supporter Greenpeace untuk mendukung kampanye dan memperjuangkan laut sehat dan terlindungi, menyampaikan kesedihan mereka melihat kondisi di Pulau Tunda ini. “Ternyata begitu banyak sampah plastik merek Indofood, Wings, dan Mayora berserakan di sekitar pulau dan di bawah laut. Sedih banget, pantai dan terumbu karang cantik di sana dicemari limbah seperti ini,” sebut Ocean Defender.
Secara persentase, Ocean Defender mencatat Indofood menyumbangkan sampah plastik terbanyak yaitu 114 sampah plastik di Pulau Tunda ini atau sebanyak 7,5% dari banyaknya sampah plastik yang dikumpulkan. Penyumbang sampah terbanyak berikutnya adalah Wings dengan 97 sampah plasti atau 6,4, menyusul Mayora sebanyak 88 sampah plastik atau 5,8%, diikuti Unilever 73 sampah plastik atau 4,8% dan PT Santos Jaya Abadi 53 sampah plastik atau 3,5%.
Sementara, untuk limbah non brand terbanyak yang mengotori Pulau Tunda ini adalah sedotan sekali pakai sebanyak 1.586 buah atau 58%, diikuti kantong plastik 432 buah atau 15,8%, Styrofoam 347 buah atau 12,7%, dan limbah sandal 308 buah atau 11,3%.
Ocean Defender mengatakan sejak Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen dikeluarkan, aksi nyata para produsen untuk mengubah bisnis model mereka menjadi ekonomi sirkular belum terlihat sama sekali.
Menanggapi kondisi di Pulau Tunda ini, akun atas nama kml.cahya berkomentar, “Mayora dan yg lainyaTanggung jawab dooong sampah plastiknya. Jangan cuman cari untung aja.” Akun lainnya verlitacindy berkomentar, “Haduh kalo produk mayora ini terus-terusan diproduksi tanpa ada solusi dr perusahaannya sendiri ya sampe kapanpun bakal nambah sampah plastik terus. Apalagi sekarang mayora buat galon sekali pakai gk kebayang nambah sampah plastik.”
Akun hana.namira juga berkomentar, “Kadang heran juga sih sama munculnya produk-produk dr Mayora dkk ini malah cuma bikin lingkungan kita itu rusak.” Sementara, akun dikas_wan berkomentar, “Harusnya para perusahaan tanggung jawab tuh sampah plastiknya. Apalagi mayora sekarang ada galon sekali pakai. Enggk kebayang sampah yg dihasilkannya.” Akun bernama sagitacah juga berkomentar, “Pantes sih kalau mayora masuk penyumbang sampah terbesar, soalnya produk sasetan nya banyak juga, apalagi sekarang ada galon sekali pakai pasti makin nambah beban sampah aja.”
Pulau Tunda sendiri merupakan “Serpihan Mutiara di Utara Pulau Jawa”. Selain melakukan ekspedisi, Tim Ocean Defender juga belajar tentang laut bersama anak-anak Pulau Tunda, membersihkan kawasan pesisir dengan warga, ngobrol dengan para guru dan kepala desa, serta mengamati bagaimana pulau kecil ini berusaha hidup dari usaha di sektor perikanan dan pariwisata. (cls)