4 December 2023
HomeBeritaPariwisataKampung Adat Cikondang Tetap Lestarikan Tradisi Leluhur

Kampung Adat Cikondang Tetap Lestarikan Tradisi Leluhur

SHNet, Jakarta- Bandung, salah satu tujuan wisata yang tak pernah sepi pelancong. Daerah yang dijuluki Paris van Java ini memang memiliki segudang destinasi wisata, baik alam, budaya, sejarah maupun buatan.

Tak hanya itu, Bandung juga “surganya” kuliner dan belanja. Salah satu tempat wisata yang patut dikunjungi adalah kampung adat Cikondang.

Kampung adat ini berada di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Meski lokasinya tidak jauh dari kota, namun masyarakat yang tinggal di kampung adat Cikondang tetap mempertahankan tradisi leluhur.

Dikutip dari www.travelingyuk,com, Abah Anom Juhana, selaku juru kunci di kampung adat tersebut menceritakan, Kampung adat Cikondang sudah ada sejak abad ke-16. Awalnya , kampung adat tersebut memiliki 40 rumah.

Wisatawan berkunjung ke kampung adat Cikondang. (Dok. Phinemo.com)

Pada 1942, kebakaran besar melanda kampung tersebut, sehingga menyisakan satu rumah yang saat ini menjadi cagar budaya dan dilindungi pemerintah.

Kampung adat Cikondang berdiri di atas lahan seluas 4 hektar di lereng Gunung Tilu Pangalengan. Uniknya dari kampung adat ini, rumah-rumah penduduknya berbentuk minimalis, tetapi mengandung arti.

Setiap rumah hanya memiliki satu pintu. Hal tersebut mengandung arti, satu kepercayaan hanya kepada Allah SWT. Lima jendela yang mengandung arti rukun Islam serta 9 penyekat jendela yang melambangkan 9 wali atau Wali Songo yang menyebarkan agama Islam.

Rumah adat Cikondang yang sarat arti. (Dok.yukkepo.com)

Interior di dalam rumah terdapat gowang untuk menyimpan beras dan perkakas dapur serta kamar larangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda keramat, Setiap tahun, Abah Anom akan mengontrol kamar larangan tersebut.

Hal yang menarik, di gowah terdapat sereh, jambe, apu, dan gambir. Menurut Anom, ketika disatukan akan berubah menjadi warna merah. Dimana memiliki arti bahwa kita sebagai manusia bermasyarakat tentu harus sagetih, repeh, rapih, duduluran yang berarti harus mempunyai sikap saling memiliki dan menjaga satu sama lain

Tertarik berkunjung ke kampung adat Cikondang? Wisatawan tidak bisa setiap saat berkunjung ke sana Ada hari-hari tertentu seperti selasa jumat dan sabtu merupakan hari yang pantang untuk berkunjung ke tempat ini. Bagi perempuan yang sedang mengalami menstruasi sangat tidak diperbolehkan untuk masuk ke rumah adat ini. (Stevani Elisabeth)

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU