SHNet, Jakarta- Perdagangan online beberapa tahun belakangan ini tumbuh signifikan.Hal tersebut ditandai dengan transaksi yang terus meningkat dan didominasi oleh marketplace.
“Marketplace adalah platform yang menjadi perantara antara penjual dan pembeli di internet. Marketplace bertindak sebagai pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan tempat berjualan dan fasilitas pembayaran. Sebelumnya, marketplace digunakan oleh UMKM, namun sekarang pemain besar juga sudah masuk,” ujar Marlina Iryatie, Founder and Chief Executive Officer of Insight First Asia pada peluncuran Marketplace Monitoring InsightBuzz, Rabu (8/12).
Merujuk data yang dihimpun iPrice, pada kuartal II (Q2) 2021 Tokopedia adalah e-commerce yang mendapatkan pengunjung atau visitor web bulanan terbanyak di Indonesia. Total pengunjung Tokopedia mencapai 147.790.000 rata-rata bulanan. Sedangkan Shopee sebanyak rata-rata 126.996.700 per bulan. Juga terlihat dari jumlah merchant atau penjual di kedua marketplace tersebut sejak tahun 2020 memperlihatkan lonjakan signifikan. Per Desember 2020, terdapat 9,9 juta penjual terdaftar di Tokopedia*.
Berdasarkan data yang dirilis Katadata, pada tahun 2014 nilai transaksi perdagangan online Indonesia hanya berada di angka Rp 25,1 triliun dan pada tahun 2016 sudah mencapai angka
108,4 triliun rupiah. Sedangkan data terakhir menunjukkan Gross Merchandise Value e-commerce Indonesia mencapai Rp 573 trilliun dengan dua pemain yang menguasai pasar Tokopedia (market share 35%) dan Shoppe (market share 37%).
Adanya perubahan perilaku konsumen yang cenderung melakukan pembelian secara online sebagai salah satu pemicu tumbuhnya marketplace. Bahkan korporasi besar dan pemilik merek serta produk besarpun sudah masuk ke ranah platform digital ini.
“Hal ini kami lihat sebagai potensi untuk menciptakan sebuah tools yang bermanfaat bagi para seller di marketplace,” kata Marlina.
Ia menjelaskan, InsightBuzz, Tools for the Digital Age, adalah software open-dashboard pertama yang memberikan wawasan dan data dari marketplace mengenai; jumlah penjualan, merek yang terjual, lokasi penjualan, penjualan toko, dan informasi lain yang dibutuhkan para pemilik usaha atau Marketing Manager.
Menurut Managing Director Insight First Asia, Rusdin Rauf, tools ini, pengguna dapat memperoleh data dan insight dari Tokopedia, Shoppe, Lazada, JD.id, OLX dan Bukalapak. Juga mengetahui berapa harga yang ditawarkan oleh pesaing, berapa penjualan yang dilakukan oleh pesaing, toko mana yang melakukan penjualan terbanyak, area mana yang paling banyak menjual serta informasi lainnya yang dapat ditarik secara real time. Pemilik usaha dan merek dapat bersaing di pasar online dan tetap terdepan dalam persaingan dengan dukungan data ini.
Ada 3 hal yang merupakan keunggulan tools InsightBuzz:
Pertama, dasbor dibuat khusus dan unik disesuaikan dengan kebutuhan bisnis masing-masing perusahaan/pebisnis; sehingga memberikan insight yang tajam, cepat dan akurat.
Kedua, data berbasis web yang real time. Data yang muncul sudah berupa insight, real time, dapat ditarik kapan saja melalui PC atau HP, dapat diunduh untuk keperluan laporan atau presentasi
Ketiga, data yang komprehensif dan detail. Menyajikan data penjualan yang dibutuhkan divisi sales, marketing hingga pemimpin perusahaan, sampai ke merek pesaing, varian produk, lokasi toko, penjualan harian, dan tautan ke toko-toko yang menjual produk tersebut.
“Dengan InsightBuzz, seller mampu mengetahui potensi penjualan di marketplace, mengetahui potensi kerjasama dengan merchant-merchant besar di marketplace, memonitor penjualan produk sendiri, penjualan produk pesaing dan strategi penjualan kedepannya baik di e-commerce maupun di marketplace, dapat mengungkap berbagai jenis pelanggaran potensial yang dapat memengaruhi merek, termasuk pemalsuan, pelanggaran merek dagang, atau pelanggaran hak cipta, paten, atau hak desain,” ujar Rusdin. (Stevani Elisabeth)