25 January 2025
HomeBeritaKomunitas Adat Terpencil Mendesak Perhatian Serius, Fachruddin Tukuboya Sampaikan Pesan kepada Presiden...

Komunitas Adat Terpencil Mendesak Perhatian Serius, Fachruddin Tukuboya Sampaikan Pesan kepada Presiden Prabowo

SHNet, Jakarta-Nasib Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Indonesia semakin memprihatinkan. Fachruddin Tukuboya, seorang peneliti doktoral, menyerukan perhatian serius terhadap pemberdayaan KAT, khususnya Suku Togutil di Halmahera, Maluku Utara, yang berada dalam ancaman. Pada Sabtu (28/12/2024), Fachruddin resmi menyandang gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya berjudul Model Pemberdayaan Berbasis Kalender Penghidupan Berkelanjutan Suku Togutil di Universitas Indonesia. Ia lulus dengan predikat cum laude, meraih IPK 3,91.

Dalam penelitiannya, Fachruddin mengungkap bahwa konflik lahan dan ancaman penyakit menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi KAT. “Jika upaya pemberdayaan tidak didukung sinergi yang kuat antara pihak terkait, kegagalan akan sulit dihindari,” ujar Fachruddin.

Ia juga menekankan pentingnya perencanaan matang dalam pemberdayaan KAT. “Pendekatan harus berbasis kebutuhan mereka, termasuk kalender penghidupan, aset, dan strategi keberlanjutan,” jelasnya.

Namun, Fachruddin menemukan bahwa kurangnya kerangka hukum yang melindungi hak-hak komunitas adat masih menjadi hambatan besar. Hal ini juga disoroti oleh Dr. Harapan Lumbangaol, salah satu penguji disertasi, yang mengatakan bahwa pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat terus berlarut-larut tanpa hasil.

Dalam kesempatan itu, Fachruddin secara langsung menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI Puan Maharani untuk segera mengesahkan RUU tersebut. “Ini bukan hanya soal mendesak, tapi juga soal penghormatan terhadap martabat manusia. Negara harus hadir untuk menjaga eksistensi komunitas adat yang terancam,” tegasnya.

Penelitian Fachruddin kini telah dipublikasikan di jurnal internasional Global Ecology and Conservation yang terindeks Scopus Q1. Artikel dengan judul Togutil tribe’s ecological hunting calendar on Halmahera Island, Indonesia ini dapat diakses melalui https://doi.org/10.1016/j.gecco.2024.e03244.

Fachruddin berharap hasil penelitiannya dapat menjadi pijakan untuk kebijakan yang lebih berpihak pada komunitas adat di Indonesia. (sur)

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU