SHNet, Jakarta – Penglipuran Village Festival sebagai ajang tahunan kembali diselenggarakan untuk kedelapan kalinya di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, pada 7-11 Desember 2021, setelah vakum pada 2020 akibat pandemi COVID-19.
Festival mengambil tema “Green Destination Berbasis CHSE” yaitu “Clean Health,Safety, and Environment Sustainability” yang mengandung makna mewujudkan destinasi hijau yang ramah lingkungan dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan.
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta dalam sambutannya yang dikutip dari siaran pers Diskominfo Bangli di Bangli, Bali, Rabu, mengatakan Desa Wisata Penglipuran adalah desa wisata terbaik yang ada di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, yang sudah meraih berbagai predikat nasional dan internasional, di antaranya sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Pembukaan festival ditandai dengan pemukulan Kul-Kul oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa didampingi Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ketua Dekranasda Kabupaten Bangli Sariasih Sedana Arta, Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bangli, dan Ketua Panitia Penglipuran Village Festival VIII Tahun 2021.
Bupati menambahkan pemilihan tema “Green Destination Berbasis CHSE” sangat tepat dalam situasi pariwisata di tengah pandemi dengan faktor kesehatan dan keamanan menjadi salah satu aspek penting dalam industri pariwisata.
Penerapan protokol kesehatan dan keamanan yang ketat dalam sebuah destinasi wisata telah menjadi syarat mutlak saat ini.
Selama ini, konsep pembangunan kepariwisataan hanya tertumpu pada peningkatan kuantitas yang sering sekali mengabaikan kualitas dan daya dukung lingkungan.
Konsep green tourism hadir sebagai paradigma baru masa depan pariwisata dunia, di mana tren berwisata saat ini tidak lagi hanya berfokus untuk menikmati keindahan alam semata, tetapi bagaimana menyuguhkan pengalaman berwisata baru yang memberikan ruang partisipasi wisatawan untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan dan berinteraksi langsung dengan budaya masyarakat lokal.
“Semoga dengan dilaksanakannya Penglipuran Village Festival ini dapat membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga selanjutnya dapat meningkatkan perekonomian daerah,” kata Bupati.
Bulungan Melali
Sementara itu, sekitar 200 alumni Bulungan (SMA 9, SMA 11, dan SMA 70 Bulungan) mengadakan reuni agung “Bulungan Melali 2021” di Bali, 3-5 Desember 2021, untuk menggaungkan kebangkitan ekonomi Pulau Dewata dari keterpurukan, setelah dihantam pandemi COVID-19 selama hampir dua tahun ini.
“Bulungan Melali ini artinya alumni Bulungan melakukan jalan-jalan ke Bali sebagai gong dan bentuk partisipasi rakyat untuk memulihkan ekonomi Indonesia, khusus pariwisata di Bali, yang menjadi ikon pariwisata dunia,” kata ketua panitia reuni agung Bulungan Melali 2021, Adi Lazuardi, di Pantai Legian, Kuta, Bali, Sabtu.
“Bulungan Melali 2021” merupakan bentuk partisipasi alumni Bulungan untuk mengajak rakyat Indonesia dan khususnya masyarakat Bali untuk bangkit. Apalagi Bali sebagai kawasan wisata merupakan provinsi yang sangat terdampak dengan pandemi COVID-19.
“Para alumni Bulungan ini menghabiskan minimal Rp3 juta per orang untuk dihabiskan di Bali, menggerakkan sektor pariwisata dan UMKM di Bali. Walau pun jumlahnya tidak terlalu signifikan, tetapi semangatnya adalah positif yakni mengajak rakyat untuk segera bangkit, memulihkan ekonomi-sosial, dan memulihkan pariwisata Bali,” katanya.
Didampingi Uce (wakil ketua) dan Ieda Puanani (sekretaris panitia), Adi Lazuardi menjelaskan kegiatan “Bulungan Melali 2021” ini dilakukan para alumni dengan berwisata ke beberapa desa wisata di Bali, misalkan ke Semara Ratih di Desa Taro, Tegalalang, Kabupaten Gianyar. (Victor)