SHNet, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, 500.000 orang di Eropa bisa mati karena Covid pada bulan Maret tahun depan kecuali tindakan segera diambil.
Direktur WHO Eropa, Dr Hans Kluge, mengatakan dia sangat khawatir tentang gelombang infeksi baru yang telah menyebar ke seluruh benua dan membuat negara-negara mengumumkan pembatasan baru.
Austria mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan menjadi negara pertama yang secara hukum mewajibkan orang untuk memiliki vaksin mulai Februari. Austria memiliki tingkat vaksinasi terendah di Eropa barat, dan mencatat 15.809 kasus lainnya pada hari Jumat.
Negara itu akan melakukan penguncian penuh untuk ketiga kalinya pada Senin hingga setidaknya 12 Desember. Pembatasan yang lebih ketat juga telah diumumkan di Republik Ceko dan Slovakia.
Kluge mengatakan faktor-faktor seperti musim dingin, ketika biasanya ada peningkatan infeksi virus, dan cakupan vaksin yang rendah bertanggung jawab atas peningkatan kasus.
Dia menyerukan lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksinasi, langkah-langkah kesehatan masyarakat dasar untuk diterapkan dan perawatan baru untuk dikembangkan, tetapi mengatakan vaksinasi wajib harus menjadi pilihan terakhir.
“Covid-19 sekali lagi menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah kami,” katanya kepada BBC. “Kami tahu apa yang perlu dilakukan” untuk melawan penyakit ini.
Kerusuhan meletus di Belanda pada hari Jumat sebagai tanggapan terhadap pembatasan Covid baru. Polisi menembaki pengunjuk rasa dan tujuh orang terluka selama demonstrasi di Rotterdam.
Dilansir The Guardian, Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengatakan situasi di negara itu adalah “darurat nasional” dan tidak akan mengesampingkan penguncian nasional lainnya. Pasar Natal dibatalkan di negara bagian tenggara Bavaria, yang memiliki beberapa tingkat vaksinasi terendah di negara itu.
Rata-rata tujuh hari kasus virus corona baru harian di Inggris lebih tinggi dari negara-negara UE, dan telah terjadi sejak Juni. Anggota UE lainnya, termasuk Irlandia, Hongaria, Yunani, dan negara-negara Baltik memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi daripada Inggris, tetapi banyak dengan tingkat vaksinasi tinggi dan aturan jarak sosial yang lebih ketat tidak. (Tutut Herlina)