SHNet, Jakarta – Departemen Kesehatan Terapan Vokasi Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini melakukan kunjungan studi banding ke Eiju Hospital, Jepang untuk mempelajari kolaborasi interprofesional dalam terapi okupasi dan fisioterapi untuk lanjut usia.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya departemen untuk pengembangan keilmuan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk lansia di Indonesia.
Selama kunjungan, delegasi dari UI bertemu dengan para profesional kesehatan di Eiju Hospital untuk mempelajari praktik kolaboratif mereka dalam terapi okupasi dan fisioterapi. Mereka juga berdiskusi tentang berbagai teknik dan metode terbaru dalam memberikan layanan kesehatan terbaik bagi lansia.
Muhammad Hidayat Sahid, ketua Departemen Kesehatan Terapan Vokasi UI, menyatakan bahwa kunjungan tersebut sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan tentang praktik terbaik dalam memberikan layanan kesehatan untuk lansia.
“Kami sangat menghargai kesempatan ini untuk belajar dari praktik terbaik di Eiju Hospital dan kami berharap dapat menerapkannya di Indonesia,” ujarnya.
Kunjungan studi banding ini diharapkan dapat menjadi awal dari kolaborasi jangka panjang antara UI dan Eiju Hospital dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk lansia di Indonesia.
Penjajakan layanan interprofesional collaboration pada lansia sangat penting mengingat jumlah populasi lansia di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa tahun ke depan. Dalam konteks ini, interprofesional collaboration merujuk pada kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan, seperti dokter, okpasi terapis, fisioterapis, perawat, ahli gizi, dan farmasis, dll, untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan terkoordinasi kepada lansia.
Lansia merupakan kelompok populasi yang rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit kronis, gangguan kognitif, dan kehilangan fungsi fisik. Oleh karena itu, penjajakan layanan interprofesional collaboration pada lansia dapat membantu mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang diberikan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dengan kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan, maka lansia dapat memperoleh pelayanan yang terkoordinasi dan holistik. Hal ini dapat mempercepat proses diagnosa, pengobatan, dan rehabilitasi, serta meminimalkan risiko kesalahan dalam penggunaan obat atau terapi.
Selain itu, penjajakan layanan interprofesional collaboration pada lansia juga dapat membantu mengatasi masalah keterbatasan sumber daya yang sering terjadi di masyarakat. Kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan dapat memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien.
Dalam konteks Indonesia, penjajakan layanan interprofesional collaboration pada lansia juga dapat membantu mengatasi masalah aksesibilitas pelayanan kesehatan. Dengan jumlah populasi lansia yang terus bertambah, maka peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan menjadi sangat penting. Melalui kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan, maka dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan pada lansia.
Dengan demikian, penjajakan layanan interprofesional collaboration pada lansia sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lansia, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada.
“Vokasi UI dengan rumpun bidang kesehatannya dapat menjadi salah satu inisiator dalam mendorong adanya peningkatan keilmuan kesehatan terapan yang menitik beratkan pada kolaborasi antar berbagai professional kesehatan dengan kegiatan studi banding di Jepang ini”, demikian arahan dari Padang Wicaksono selaku Direktur Program Pendidikan Vokasi UI. (Stevani Elisabeth)