SHNet, Jakarta – Desa Wae Rebo yang jadi 50 besar desa wisata terbaik di Ajang Dewa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 menyimpan berbagai daya tarik dan sering disebut surga di atas awan.
Desa wisata Wae Rebo berlokasi di pegunungan terpencil di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur dan . berada di atas ketinggian 1.000 mdpl, Desa ini juga memiliki 7 rumah adat yang menjadi ikon dari Wae Rebo, yakni Mbaru Niang, yang berbentuk kerucut.
Adat dan kebudayaan mereka telah membaur dengan kebiasaan penduduk Pulau Flores. Namun arsitektur bangunannya masih memiliki unsur Minang. Pengaruh Minang bisa dijumpai pada arsitektur Niang Dangka, atap Mbaru Niang ini.
Hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan lengkap dengan kabut juga menjadi pesona desa. Sehingga memberikan kesan magis, namun damai, tenang, dan sejahtera.
Ada juga sumber mata air yang berasal dari pegunungan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk mandi, mencuci, dan untuk minum sehari-hari. Sumber mata air ini dinamai Sosor, yang di mana terdapat dua jenis yaitu Sosor Pria dan Sosor Wanita.
Seperti dikutip dari Antara, budaya di Wae Rebo pun masih kental. Yakni adanya upacara adat yang bernama Ritus Upacara Penti. Upacara ini merupakan bentuk syukur masyarakat kepada Tuhan dan roh leluhur terhadap semua bentuk harapan yang diterima selama satu tahun yang telah dilewati.
Desa wisata Wae Rebo juga memiliki ragam seni yakni seperti rangku alu. Permainan serta tarian ini dilakukan dilakukan empat orang memegang empat tongkat bambu, memakai tongkat membentuk palang dan menggerak-gerakkannya. Sementara orang lainnya harus melompati bagian celahnya agar tidak terjepit bambu.
Selain itu juga ada Tarian Caci, yang merupakan salah satu bentuk refleksi dari kebudayaan dan kehidupan warga Wae Rebo.
Untuk produk kerajinan tangan, Desa Wisata Wae Rebo memiliki kerajinan kain tenun. Khas dari kain tenun ini yaitu bermotif Manggarai yang menyerupai bunga dan memiliki warna yang lebih cerah. Sedangkan di sektor kuliner, ada kopi dan juga madu hutan.
Dengan berbagai potensinya itu, Desa Wisata Wae Rebo berhasil menjadi salah satu dari tiga wakil Indonesia di ajang Desa Wisata Terbaik UNWTO 2021. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berharap capaian itu dapat membuat keberadaan Desa Wisata Wae Rebo semakin baik kedepannya.
“Saya titipkan etos kerja 4 AS, yaitu kerja keras bagaimana kita menunjukkan bahwa masyarakat Desa Wae Rebo ini adalah pekerja keras. Kedua, kerja cerdas, kecerdasan kita untuk mengelola kelestarian alam. Ketiga, kerja tuntas, dengan mendapatkan hasil terbaik di UNWTO. Dan terakhir, kerja ikhlas, kita berikan yang terbaik dan sisanya kita serahkan yang di atas untuk menentukan. Tapi saya yakin Wae Rebo akan mendapatkan hasil yang terbaik,” ujar Sandiaga saat mengunjungi desa Wae Rebo, 3 Desember 2021.
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat meminta warga kampung adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, mempertahankan keaslian kampung adat tersebut sebagai daya tarik utama destinasi wisata.
“Kampung adat Wae Rebo ini tidak boleh diubah, harus dipertahankan tetap natural begini dengan keunikannya,” katanya.
Menurut Viktor, keunikan kampung adat Wae Rebo saat ini sudah merupakan aturan budaya dan warisan leluhur sehingga tidak boleh diubah lagi. “Keunikan budaya yang masih asli seperti ini yang justru menjadi daya tarik bagi wisatawan hingga mancanegara untuk berkunjung,” katanya.
Ia mengatakan kampung Wae Rebo juga merupakan salah satu destinasi wisata yang disiapkan untuk dikunjungi para peserta G-20 pada 2023 yang bakal digelar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Untuk itu, pemerintahannya sedang mempersiapkan pembangunan infrastruktur jalan raya dari Labuan Bajo bagian selatan menuju lokasi wisata Wae Rebo.
Gubenur Viktor mengatakan, apabila destinasi wisata Wae Rebo berkembang pesat dengan banyaknya kunjungan wisatawan, maka pertumbuhan ekonomi warga di daerah itu semakin pesat.
“Kunjungan wisatawan yang banyak tentu akan berdampak pada lompatan pendapatan ekonomi masyarakat yang sangat luar biasa. Kami sangat yakin itu, sehingga kondisi ekonomi warga Wae Rebo tidak lagi seperti saat ini,” katanya. (Victor)