SHNet, Jakarta – Kepala Desa Sambirejo, Yogyakarta, Wahyu Nugroho mengakui mendapat banyak manfaat dari pelatihan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD). Karena pelatihan ini, ia bersama-sama aparatur desa lainnya berhasil menyusun desain tata ruang baru yang melibatkan masyarakat dalam pembangunan desa.
Dengan demikian, masyarakat di desa itu tidak lagi sekedar menjadi penonton saat investor masuk. Dalam siaran pers Ditjen Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), P3PD merupakan program kerjasama pemerintah dengan Bank Dunia (World Bank).
Program ini melibatkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT), Kementerian Koordinator Bidang PMK, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Kementerian Keuangan. Tujuan program itu untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa sehingga bisa membuat belanja desa berkualitas.
“Saya ikut pelatihan P3PD tahun 2023,” ujarnya. Wahyu mengatakan, hal pertama yang ia lakukan di awal 2024 adalah berkoordinasi dengan aparat untuk memuat batas desa. Tujuannya untuk mengetahui potensi apa yang dimiliki Desa Sambirejo.
“Setelah ada pelatihan P3PD melakukan koordinasi dengan kades (kepala desa) sebelah untuk memetakan batas wilayah yang nantinya akan kita digitalisasikan,” ungkap Wahyu. Hasil pemetaan itu ia jadikan sebagai patokan untuk menyusun ‘master plan’ pembangunan desa.
Metode seperti ini diakui Wahyu belum pernah terpikir sama sekali olehnya. Karena pelatihan P3PD juga, katanya, di masa depan desanya akan segera memiliki peta batas desa secara digital.
“Kita (jadi) tahu kondisi geografis. Ketika kita tahu luas (wilayahnya) maka tahu juga kondisi tanahnya apakah cocok untuk peternakan, pertanian, pariwisata dan lain sebagainya,” ungkap Wahyu.
Tak hanya itu, dari pelatihan P3PD, Wahyu juga berencana menyusun data investor yang ingin masuk ke Desa Sambirejo. Sekedar informasi, Desa Sambirejo terkenal dengan keindahan candinya, diantaranya Candi Ijo, Candi Barong, Candi Nigiri, dan Candi Duwung hingga Sumur Bandung.
Hal ini membuat banyak investor bersedia membangun bisnis mereka di desa tersebut.
“Ketika desa memiliki perencanaan secara mandiri maka investasi akan masuk,” ungkapnya.
Wahyu mengatakan hal lain yang gencar ia lakukan usai pelatihan P3PD adalah berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang Provinsi Yogyakarta. Ia mengajukan desain tata ruang Desa Sambirejo yang baru kepada dinas terkait yang akan disesuaikan dengan rencana pembangunan provinsi dan daerah. “Selama ini belum ada karena kita tidak tahu,” ungkapnya.
“Meskipun kita sudah pikirkan tapi ilmu kita tidak punya. Ilmu pemetaan itu kan kita tidak punya. Regulasi-regulasi apa yang harus kita ikuti dari pemerintah pusat sampai dengan kabupaten,” ia menambahkan. (ina)