9 February 2025
HomeBeritaKesraWaspadai Hoaks yang Bisa Menimbulkan Kekacauan Informasi di Masyarakat

Waspadai Hoaks yang Bisa Menimbulkan Kekacauan Informasi di Masyarakat

SHNet, Jakarta- Perkembangan era teknologi telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi. Dahulu ada media konvensional sebagai acuan berupa koran, radio, dan televisi untuk sumber informasi. Namun sekarang setiap orang bisa menjadi sumber berita sehingga muncul berita hoaks, informasi sesat, penipuan, cyber bullying, pelecehan seksual, hingga ujaran kebencian.

Apa sebenarnya berita hoaks? Hoax atau padanan dalam bahasa Indonesia hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Hoaks menimbulkan kekacauan informasi, bisa misinformasi yaitu informasinya salah namun orang yang menyebarkannya percaya itu benar tanpa sengaja. Kemudian disinformasi, informasinya salah disebarkan oleh orang yang tahu informasi itu salah artinya ada kesengajaan. Namun ada juga malinformasi, yaitu informasi yang berdasarkan realitas namun digunakan untuk merugikan orang, kelompok, organisasi atau negara lain.

“Dari beberapa contoh kasus kebanyakan penyebar hoaks karena ketidaksengajaan adalah usia remaja belasan. Ini yang seharusnya kita rangkul untuk bermedia sosial dengan baik,” ujar Yani Sujana dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, saat webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat, Kabupaten Bekasi, Rabu (16/6/2021).

Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri hoaks agar terhindar dari pidana UU ITE. Ciri-citi hoaks di antaranya memiliki judul bombastis dan sumber berita yang tidak jelas. Narasinya pun provokatif dan artikelnya menyembunyikan fakta. Lalu biasanya minta disebarkan dan divitalkan, argumennya pun kelihatan ilmiah namun salah.

“Kalau kita membaca suatu berita menjadi marah, panas, kita harus ragu apakah benar. Kalau kita membacanya santai saja dan itu ada di berita media nasional berarti tidak provokasi,” katanya lagi.

Lalu apa pentingnya menyaring berita hoaks? Masyarakat perlu belajar pentingnya memilah dan menyaring informasi. Selain itu menjadi cara mempersiapkan masyarakat cakap digital dan mempunyai etika bermedia sosial. Permasalahan saat ini yang masih menjadi pekerjaan besar adalah masyarakat kurang literasi sehingga mudah percaya hoaks.

Kurangnya literasi menyebabkan masyarakat hanya membaca judul tanpa membaca isi. Lalu hanya percaya sumber tertentu dan sepihak, tidak bisa membedakan hoaks dan bukan, serta tidak memahami cara periksa fakta secara sederhana. (Stevani Elisabeth)

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU