SHNet, Wina-Indonesia menekankan pentingnya Program Technical Cooperation oleh IAEA yang diperuntukkan bagi negara anggota, sebagai mekanisme utama transfer teknologi nuklir kepada negara berkembang. Demikian disampaikan Wakil Duta Besar RI di Wina, Austria A. Alfiano Tamala, dalam Pertemuan Technical Assistance and Cooperation Committee (TACC) Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria, Senin (22/11/2021).
Indonesia juga memandang penting peran IAEA dalam mendukung program mutasi tanaman, sebagai bagian dari pencapaian Sustainable Development Goals. Indonesia menyambut baik prioritas pada sektor pangan dan pertanian (Food and Agriculture) yang alokasi pendanaannya mencapai 27,7% dari total anggaran Technical Cooperation. Selain itu IAEA juga memiliki program untuk memajukan sektor kesehatan, air, lingkungan, dan industri, dengan memanfaatkan teknologi nuklir.
Untuk siklus Program Technical Cooperation 2022-2023 IAEA, selain sektor pangan dan pertanian, Indonesia dorong prioritas pada peningkatan daya saing di sektor industri, perlindungan lingkungan, dan pembangunan infrastruktur teknologi nuklir.
Selain itu, Indonesia juga menyampaikan kesiapan untuk membantu IAEA dalam hal peningkatan kapasitas manuasia melalui program scientific visit, pelatihan, dan workshop bagi para experts dari negara-negara anggota IAEA.
Pertemuan TACC IAEA yang diselenggarakan 22-23 November 2021 merupakan forum bagi negara anggota IAEA untuk membahas anggaran dan program kerja dalam kerangka Technical Cooperation 2022-2023. Â Untuk tahun 2022, IAEA menargetkan pembiayaan Technical Cooperation sebesar 91 juta Euro pada tahun 2022, dan 92,6 juta Euro untuk tahun berikutnya.(sur)